Pages

Thursday, June 13, 2013

PENGERTIAN KONSEP KEWIRASWASTAAN

Hey sobat ketemu lagi kita dalam pembahasan mengenai Pengertian Konsep Kewiraswastaan yang seyogianya ini adalah postingan awal (yah namanyaa BAB I ya harus pertama unk kan) tapi nih beda sobat, aku tadi uda terlanjur posting yang bab v soalnya nemu bab v dulu baru nih bab2 selanjutnya (filenya terpisah di netbook ku hehehe) nih yang bab v nya peranan-kewiraswastaan-dalam pembangunan nasional

Well, untuk yang PENGERTIAN KONSEP KEWIRASWASTAAN dibahas disini nih,,baca yookk


BAB I
PENGERTIAN KONSEP KEWIRASWASTAAN
Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1.      Menjelaskan beberapa istilah kewiraswastaan
2.      Menyebutkan jenis lapangan kegiatan wiraswasta
3.      Menggolongkan jenis tenaga wiraswasta
4.      Menjelaskan delapan ciri wiraswasta yang sukses
Kegiatan :
Pelajari dengan seksama materi pengertian konsep kewiraswastaan yang disajikan di bawah ini:

1.      Beberapa Istilah
Istilah dibawah ini akan memudahkan kita untuk merumuskan arti kewiraswastaan.
a.    Swasta
Swasta berasal dari kata “swa” dan “sta”. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri. Swasta diartikan berdiri sendiri. Jadi orang swasta adalah mereka yang sanggup hidup “berdiri sendiri”.
Swasta dalam kehidupan sehari-hari disebut juga “partikulir”. Istilah ini sering digunakan untuk membedakan antara orang-orang atau badan-badan pemerintahan dengan badan-badan bukan pemrintahan . dari perbedaan ini kita akan mendengar sebutan “pegawai negeri” dan “pegawai swasta” atau “orang-orang swasta”, “perusahaan swasta” dan “ perusahaan negara”

b.    Wiraswasta
Wiraswasta berasal dari kata “wira” yang artinya perwira dan “swasta” yang artinya berdiri sendiri. Wira atau perwira berarti juga bijaksana, mulia atau luhur. Swasta atau berdiri sendiri berarti hidup berdiri sendiri. Jadi “wiraswasta” adalah mereka yang dapat hidup dengan berdiri sendiri, merdeka lahir dan batin. Dalam bahasa Prancis “wiraswasta” atau “wirausaha” ataupun “usahawan” (enterpreneur) yang berarti orang yang dapat memberikan manfaat diantara dua pihak, atau disebut “between taker” atau “go between”.
Lebih jelasnya, beberapa pakar mendefinisikan wiraswasta ataupun usahawan sebagai berikut :
-          Joseph Schumpeter (1934) menyatakan, enterpreneur is an innovator and develops untried technology.
-          David Mc Clelland (1961) : enterpreneur is an energetic madorate risk taker.
-          Peter Drucker (1964) : enterpreneur maximies opportunities.
-          Albert Shapero (1975) : enterpreneur takes initiative, organises some social-economic mechanisms, and accept risk of failure.
-          J.B Say (1800) : “wiraswastawan” adalah orang dapat memindahkan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke kawasan produktivitas yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar. Tetapi definisi Say tersebut tidak menjelaskan kepada siapa yang dimaksud dengan “kewiraswastawan”.
-          Di Amerika Serikat : wiraswastawan sering kali diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri.
Pengertian wiraswasta tidak terbatas dalam arti enterpreneur (wiraswastawan), tetapi lebih luas lagi, yaitu termasuk pegawai negeri yang mempunyai kemauan, kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, atau pegawai negeri yang dapat mengadakan pembaharuan dan kemajuan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan mereka. Karena itu wiraswasta disebut juga wirakarya.
c.    Keswastaan
Keswastaan berarti kemampuan berdiri sendiri. Kita semua pasti dan dapat hidup berdiri sendiri, sebab dalam situasi dan kondisi apapun kita cenderung berusaha mempertahankan hidup pribadi dan keluarga kita dari pihak luar. Walaupun begitu, kita belum tentu dapat disebut seorang wiraswasta.
d.   Kewiraswastaan
Robert Hisrch (1985) : enterpreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting rewards of moneteary and personal satisfaction.
Jadi, kewiraswastaan adalah kemampuan mencari perubahan, menanggapi dan memanfaatkannya sebagai peluang yang memindahkan sumberdaya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke kawasan produktivitas yang lebih tinggi dengan hasil yang lebih besar.   

2.      Jenis Tenaga Wiraswasta
Tenaga wiraswasta dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.       Wiraswasta sebagai orang vak (captain industry), yaitu mereka yang memiliki keahlian dalam bidang produksi tertentu. Orang ini membaktikan prestasinya dalam bidang teknik dan melakukan penemuan, peniruan, perbaikan kualitas atas barang hasil produksinya dan sebagainya. Perhatian mereka ditujukan pada segi teknik usaha yang dijalankan. Langganan diperoleh dengan tidak sengaja karena pelanggan tertarik karena mutu barang atau hasil prestasi yang dihasilkan.
b.      Wiraswasta sebagai bisnis, adalah mereka yang tekun dalam menganalisis kebutuhan, selera masyarakat dan dapat menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Misalnya melalui reklame orang dapat menciptakan kebutuhan baru bagi masyarakat.
c.       Wiraswasta sebagai orang uang, adalah mereka yang menjalankan kegiatan usaha dengan menyalurkan dan mengumpulkan dana-dana yang bergerak dalam pasar uang dan pasar modal.
d.      Wiraswasta sebagai “social engineer”, yaitu mereka yang berperan sebagai pengusaha berupaya untuk mengikat para pekerja melalui karya sosial karena alasan pertimbangan moral ataupun kebendaan.
e.       Wiraswasta sebagai manajer, yaitu mereka yang dapat memanjukan usahanya dengan menggunakan pengetahuan bisnis modern, memperhatikan dan menganalisis kemungkinan peluang untuk dimanfaatkan.
Jadi, tenaga wiraswasta dapat bergerak dalam setiap bidang, sektor kehidupan dan penghidupan manusia.

3.      Bidang Kegiatan Wiraswasta
Berbagai bidang ataupun lapangan usaha dimana tenaga wiraswasta dapat menjalankan kegiatan mereka. Beberapa diantaranya:
a.       Lapangan industri dan kerajinan
-          Industri besar
-          Industri menengah
-          Industri kecil
-          Kerajinan
b.      Lapangan pertambangan dan energi
c.       Lapangan pemberian jasa:
-          Perbankan
-          Asuransi
-          Transport laut, udara, darat, sungai dan danau
-          Pemberian kredit
d.      Lapangan perdagangan
-          Perdagangan besar
-          Perdagangan mengengah
-          Perdagangan kecil

e.       Lapangan agraria:
-          Pertanian
-          Perkebunan
-          Kehutanan
-          Perikanan
-          Peternakan
f.       Transmigrasi dan pembangunan daerah
g.      Pariwisata dan perhotelan
h.      Koperasi

4.      Ciri-ciri Wiraswasta yang Sukses
Fadel Muhammad (1992) mengatakan, wiraswasta adalah seseorang yang memiliki ciri pokok:
-          Eksekutif talen
-          Inovatif
-          Berpikir kreatif dalam mengambil keputusan
-          Tanggap terhadap perubahan
-          Bekerja efektif dan efisien
-          Memiliki visi masa depan
-          Berfokus pada peluang
Harper (1991: 12-19) mengatakan bahwa para wiraswastawan yang sukses memperlihatkan delapan ciri yang memisahkan mereka dari kebanyakan orang, yaitu :
1.      Mereka adalah para pencari peluang
Mereka hidup menurut keyakinan para wiraswasta : dalam setiap problem terdapat suatu peluang yang terselubung. Mereka selalu mencari bidang yang memenuhi kebutuhan orang sama sekali atau belum terpenuhi dengan baik. Mereka mengetahui bahwa ada banyak sekali peluang dalam pasar. Mereka mengakui bahwa karena lebih banyak orang berkerja di luar rumah, permintaan akan tenaga kerja dan alat-alat rumah tangga yang menghemat waktu pun akan meningkat. Mereka mengetahui bahwa pasangan suami istri profesional yang masing-masing berkerja sering kali lebih suka untuk menulis sebuah cek guna menyewa seorang yang mencat rumah, memotong rumput, dan melaksanakan perintah mereka. Mereka sadar bahwa orang sekarang lebih perhatian terhadap kesehatan mereka, dan akan selalu mencari jalan agar tetap bugar, dan menyukai makanan yang sehat. Karena itu, kebanyakan wiraswasta merasa bingung karena mereka mengetahui kehidupan mereka terlalu pendek untuk bisa memanfaatkan semua peluang yang ada sekarang dan akan muncul pada tahun-tahun mendatang.2

2.      Mereka Berorientasi Masa Depan
Mereka memiliki penglihatan tentang apa yang mungkin dan disukai dalam menginvestasi waktu dan uang mereka guna mewujudkan ide mereka dalam usaha bisnis. Mereka menganut paham falsafat Alan Kay, “cara terbaik untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya”. Mereka tidak memikirkan masa lalu, atau tak akan mendengarkan mereka berkata “pada zaman saya dulu, kami biasa pergi ke sekolah dengan berjalan kaki menembus hutan belantara penuh duri sejauh lima puluh kilometer”. Meskipun tadinya ada hal yang tak dilakukan, bukan? Mereka sangat mengikuti perkembangan zaman dan secara aktif terlibat dalam memonitor kecenderungan yang dapat menyingkapkan peluang dimasa depan. Mereka berpikir sedikitnya untuk tiga sampai lima tahun kedepan dan siap untuk membuat pengorbanan jangka pendek agar dapat memanfaatkan peluang-peluang jangka panjang. Mereka berupaya keras untuk melakukannya dengan serius, bukan sekadar iseng, dan tidak tergoda dengan rencana untuk cepat menjadi kaya. Mereka mengetahui bahwa karena sekarang orang hidup lebih lama dan menikmati kesehatan yang lebih baik dari pada generasi masa lampau, maka mereka memiliki kesempatan untuk berpetualang lebih banyak dan menemukan berbagai cara untuk menggunakan waktu mereka dengan lebih konstruktif. “kaum yang beruban” dari populasi  kita akan menciptakan peluang baru untuk bisnis yang sesuai dengan persembahan mereka kepada suatu populasi yang lanjut usia. Standar hidup yang meningkat disebuah negara berkembang juga akan menyediakan beribu-ribu peluang bagi orang-orang yang siap untuk menciptakan bisnis yang sesuai dengan kebutuhan. Para wiraswasta siap seperti yang dikumandangkan dalam kata pendahuluan film Star Trek. “untuk pergi denga berani ketempat yang belum pernah dikunjungi orang”. Mereka mengetahui bahwa perusahaan pertama yang memasuki pasar yang ada sering menetapkan suatu posisi yang kompetitif yang berat.

3.      Mereka Selalu Ingin Menjadi yang Terbaik   
 Mereka selalu tidak suka dengan status quo. Mereka mengatakan bahwa delapan kata terakhir bagi suatu bisnis yang sekarat adalah “tetapi begitulah kami melakukan bisnis selama ini”. Mereka selalu mencari cara baru untuk mereka kerjakan. Mereka mengetahui bahwa dalam pasar yang berubah-ubah, sesuatu yang berjalan baik kemarin tidak akan berjalan sama baiknya hari ini, tidak cocok untuk hari esok, dan akan dianggap ketinggalan zaman esok lusa. Mereka adalah para pelajar dan pendengar yang baik; mereka mengetahui bahwa mengelola bisnis merupakan suatu proses yang kontinu dari belajar, bereksperimen dan melakukan perubahan. Mereka mengetahui bahwa keberhasilan yang luar biasa tidak datang hanya karena sekali-kali membuat pukulan hebat melainkan karena memukul satu per satu secara berturut-turut. Mereka mengetahui bahwa orang-orang yang berupaya berulang kali membuat pukulan hebat akan berhasil. Keberhasilan dapat dicapai dengan melakukan beberapa hal dengan cara yang luar biasa. Mereka juga mengetahui bahwa anda tak akan sukses bila anda hanya meniru pesaing, anda harus tampil lebih baik, dan untuk menjadi lebih baik anda harus memiliki keberanian, kemampuan dan komitmen untuk tampil berbeda. Mereka bersedia untuk bisnis pertama yang menyediakan pelayanan pesanan lewat telepon selama 24 jam dan tujuh hari dalam seminggu, menjadi yang pertama dalam mengantarkan produk atau jasa kepada para pelanggan, yang pertama menyediakan loket drive-in, yang pertama memiliki keyakinan untuk menawarkan kepuasan dengan jaminan uang kembali dengan penuh.

4.      Mereka dikemudikan oleh Pasar dan Berorientasi Pelanggan
Mereka mengetahui bahwa anda dapat sukses selama anda sanggup mengundang dan mempertahankan pelanggan dengan mencetak laba. Untuk menjelaskan hal ini Steq Leonard, pendiri Leonard’s Dairy menguaraikan, “para pelanggan tidak datang ke toko saya dan bertanya, “apa yang dapat saya lakukan untuk Sew Leonard hari ini?” kami harus terus menerus bertanya “apa yang dapat kami lakukan bagi para pelangan?” mereka mengetahui bahwa setiap bisnis perlu memodifikasi pendekatan mereka agar cocok dengan pasar, bukan mencoba mengubah pasar agar cocok dengan apa yang hendak ditawarkan oleh pemilik bisnis. Mereka mengetahui bahwa para pelanggan merupakan darah bagi kehidupan bisnis mereka. Mereka selalu bertanya kepada para pelanggan mereka, apa yang mereka cari dan bagaimana bisnis dapat ditingkatkan guna memenihi kebutuhan mereka. Setiap orang berkecimpung dalam bisnis mengakui bahwa para pelangganlah yang sebenarnya memberikan gaji, bukan pemilik bisnis. Mereka mengetahui bahwa mereka bukan bergelut dalam bisnis menjual barang atau jasa; mereka berada dalam bisnis menyediakan kepuasan. Mereka memandang diri sebagai pemecah problem pelanggan dan melakukan setiap pelanggan sedemikian rupa seolah-olah masa depan bisnis ada ditangan mereka.

5.      Mereka Menghargai Karyawan Mereka
Mereka mengakui bahwa suatu bisnis hanya akan sebaik karyawannya. Mereka mengetahui bahwa karyawan yang berbakti dapat menjadi salah satu keuntungan kompetetif terbesar dari bisnis. Mereka juga mengetahui bahwa kualitas hubungan dengan pelanggan langsung berkaitan dengan kualitas hubungan dengan karyawan. Para wiraswasta yang sukses bersikap jujur dalam berurusan dengan semua orang terutama dengan para karyawannya. Karena itu mereka memberikan contoh yang baik bagi karyawannya dan berupaya melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Karyawan dianjurkan untuk mempelajari berbagai aktivitas supaya bisnis tidak begantung hanya pada satu orang. Begitu banyak bisnis gagal karena pemilik atau manajernya memborong semua keputusan dan gagal untuk membina seorang penerus. Jika anda seorang perfeksionis, kemungkinan besar anda tak akan mendelegasikan keputusan atau mengembangkan orang-orang anda. Keinginan untuk menjadi majikan untuk diri sendiri datang begitu kuat, namun jangan biarkan itu mencelakakan bisnis anda.
Beberapa pemilik bisnis kecil pada kenyataannya mendepak karyawannya yang baik karena karyawan itu tidak diberi suatu masa depan yang memberi harapan atau  kesempatan untuk mencoba ide-ide mereka. Jika anda ingin menikmati keuntungan dari memiliki bisnis sendiri seperti misalnya memiliki jadwal yang fleksibel dan memiliki bisnis yang dapat menghasilkan dan mempertahankan laba besar, maka anda harus belajar mendelegasikan keputusan-keputusan penting kepada karyawan-karyawan anda. Jika anda orang yang bertipe suka mengendalikan segala sesuatu dan mengambil setiap keputusan, maka anda akan kewalahan sendiri dan pertumbuhan bisnis anda pun akan terhambat. Jika anda menghabiskan seluruh waktu untuk “menjalankan bisnis”, maka anda tak akan punya waktu lagi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang tengah berlangsung dipasar atau untuk mengembangkan cara-cara inovatif guna menghasilkan dan mempertahankan pelanggan demi mendapatkan laba.

6.      Mereka Realistis
Mereka mengetahui bahwa perbedaan antara suatu impian dan peluang bisnis yang nyata. Mereka mengetahui bahwa khayalan semata tak akan berhasil dalam pasar kompetitif. Suatu usaha baru tak akan dimulai tanpa rencana bisnis yang matang. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Crawford H. Greenewalt dari Dupon, “jika anda gagal untuk berencana, maka anda berencana untuk gagal”. Mereka mengetahui bahwa ada banyak persamaan antara menjadi seorang ayah atau ibu dan memulai suatu bisnis. Adalah jauh lebih muda untuk membahayakan suatu bisnis dari pada untuk mempertahankannya agar tetpa berjalan. Mereka mengetahui bahwa memulai suatu bisnis bukan sesuatu yang dianggap enteng. Ini bukan seperti memulai suatu hobi baru atau melakukan program diet. Ini bukan merupakan sesuatu yang dapat disetel hidup dan mati seperti sakelar lampu. Mereka melihat dahulu sebelum melangkah. Mereka tidak menguji dalamnya sungai dengan melompat kedalam dengan kedua kaki. Mereka melakukan pekerjaan rumah mereka, mengumpulkan data, merencanakan pekerjaan mereka dan kemudian menjalankan rencana mereka. Mereka juga mengetahui bahwa hidup itu penuh dengan kejutan. Mereka mengetahui bahwa anda tak bisa minta waktu untuk menghentikan anda agar anda dapat menyusun strategi. Mereka mengetahui bahwa mereka berhasil dalam jangka panjang, anda harus menjadi yang terbaik. Mereka juga mengetahui bahwa kesuksesan yang bertahan lama datang dari manajemen yang baik, bukan dari nasib baik.

7.      Mereka Toleran Terhadap Rasa Jemu
Mereka mengetahui bahwa untuk menjadi seorang wiraswasta bukanlah sesuatu yang demikian glamor. Mereka mengetahui bahwa hidup ini penuh kompromi. Aktivitas duniawi dan tugas yang menyusahkan terlibat didalamnya. Memulai suatu bisnis melibatkan darah, keringat, dan air mata. Kebanyakan orang percaya bahwa memulai suatu bisnis adalah pekerjaan cinta. Kebanyakan wiraswasta cepat menyadari bahwa pekerjaan sering melampaui cinta.
Alkisah tentang seorang wanita, yang ketika diwawancarai untuk menjadi seorang pengurus rumah tangga, berkata, “saya tidak mau membersihkan jendela” memiliki aplikasi langsung bagi memulai suatu bisnis. Bila anda memulai suatu bisnis, anda harus siap melakukan apapun yang perlu. Anda mungkin senang bepergian guna berbelanja dan senang mengatur promisi penjualan yang kreatif, tetapi anda juga harus mengawasi semua pengeluaran yang berhubungan dengan gaji, memonitor tingkat-tingkat inventaris dan menangani problem karyawan dan hal-hal yang timbul. Mereka mengakui bahwa hidup juga merupakan soal kompromi. Anda mungkin ingin memiliki kue anda sendiri dan memakannya juga, tetapi anda harus berbelanja bahan-bahannya, bekerja keras dalam membuatnya di dapur, dan harus membereskan segala sesuatunya. Mereka mengetahui bahwa kesenangan berbulan madu dalam memulai suatu bisnis dapat segera berubah menjadi minggu-minggu yang diisi dengan bekerja selama 60 sampai 80 jam. Ini berarti bahwa keluarga dan teman-teman anda akan merasa diabaiakan secara terus menerus dan situasi bisnis yang tak terduga akan memaksa anda untuk membatalkan rencana pribadi lebih sering dari pada yang anda bayangkan. Sebagaimana yang diamati oleh seorang wiraswasta, “menjadi bos bagi diri sendiri pada akhirnya dapat membawa keuntungan, tapi pada tahun-tahun awal anda harus mengemas makanan siang anda”. Anda tak akan dapat pergi pergi keluar untuk makan siang sebelum anda mempekerjakan karyawan mereka pertama anda, karena sebelum itu terwujud, harus ada dahulu orang yang siap untuk menjawab telepon sementara anda pergi makan siang.

8.      Mereka Ulet  
Mereka mengetahui bahwa keberhasilan bisnis bukanlah seperti lari jarak pendek 100 meter, ini sebuah maraton. Hanya sedikit yang mengecap keberhasilan dalam semalam. Sebagaimana dikatakan “mungkin dibutuhkan waktu dua tahun untuk mengetahui apakah bisnis anda kacau dan tujuh tahun untuk mengetahui apakah bisnis anda baik”. Kesuksesan bukan sekadar hasil dari memiliki gagasan yang hebat atau dari mengetahui adanya “kekosongan”dalam pasar; ini membutuhkan kesabaran dan kegigihan. Ini berarti menangani konflik, kompromi dan persaingan. Ini berarti anda akan didesak untuk keluar karena akan ada saat manakala tak seorangpun dapat menepuk-nepuk punggung anda dan berkata, “bertahanlah, segalanya akan membaik”. Memulai dan mengola bisnis bukan seperti berlayar mulus. Ini lebih mirip dengan berkano melalui riam-riam. Anda tak pernah dapat mengendalikan semuanya, anda tak dapat menduga segala sesuatu yang ada di tikungan dan akan ada saatnya harus mengetahui bahwa keputusan harus dibuat meskipun mereka harus mengabaikan orang yang telah menangguhkan keputusan tersebut. Mereka harus mengetahui bahwa mereka harus memiliki keberanian akan keyakinan mereka dan bahwa mereka juga harus mendengar, belajar, dan bersikap lentur. Mereka mengetahui bahwa mereka harus memberikan suaru penentuan dan bahwa risiko mau tak mau harus ditanggung. Kebanyakan wiraswasta mengalami satu atau dua kegagalan sebelum menikmati sukses yang pertama. Kebanyakan wiraswasta yang sukses sudah memperlihatkan kesanggupannya menenggak puch, menambha tenaga baru, membenahi diri, belajar dari pengalaman dan menambah tenaga dengan cara yang lebih baik.
Kalau dikaji lebih dalam ciri-ciri wiraswasta tersebut adalah ciri yang biasa dimiliki oleh para perwira dan pemimpin berbakat alam. Mengingat bahwa memimpin bisnis bagaimanapun kecilnya selaku mengandung risiko, maka ciri-ciri yang digambarkan diatas seyogianya harus dikembangkan terus bila ingin menjadi wiraswasta yang sukses. Mungkin saja anda tidak membutuhkan seluruh ciri ini, tetapi semakin banyak ciri yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi seorang wiraswasta yang sukses.

5.      Apakah  Anda Seorang Wiraswasta?
Salah satu ciri seorang wiraswasta  yang penting adalah mau dan mampu menawarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Semakin besar kebutuhan orang lain akan produk atau jasa anda, semakin besar imbalan yang akan anda peroleh. Jika anda bekerja untuk meningkatkan tingkat hidup orang lain dan memperbaiki atau meningkatkan taraf hidup mereka, anda akan melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Inilah seorang wiraswasta.
Dalam praktek, menjadi seorang wiraswasta lebih dari pada sekadar sebuah pekerjaan atau karir. Berwiraswasta adalah suatu gaya hidup yang mempengaruhi strategi pencapaian karir anda. Dalam bertindak, anda harus mampu menyusun prioritas dan sasaran karir dan hasil yang harus dicapai haruslah berupa tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran tersebut haruslah bersifat menantang dan memberi motivasi kepada anda untuk belajar dan berkembang dalam karir.
Mungkin dalam menimbang-nimbang apakah anda memenuhi ciri sebagai seorang wiraswaswa, anda mencoba mengetes diri dengan menjawab pertanyaan dari model B.N Marbun (1993:68) yang berikut secara jujur dan spontan :
Pasal ini membantu mengidentifikasi beberapa sifat pribadi yang dapat memberikan kekuatan dalam arena kompetitif. Untuk itu ada baiknya kita menilai diri sendiri dengan menjawab daftar pertanyaan berikut :
1.      Apakah tugas atau kegiatan anda sekarang menuntut agar anda percaya pada diri sendiri?
2.      Apakah anda biasanya mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan dengan tepat dan sukses?
3.      Apakah anda dapat bekerja baik dengan orang lain?
4.      Apakah anda di dalam suatu kelompok  mengambil peran kepemimpinan?
5.      Apakah anda memanfaatkan waktu untuk meluaskan pengetahuan anda dengan membaca, berdiskusi atau mengikuti kursus-kursus pendidikan?
6.      Apakah anda dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain?
7.      Apakah anda seorang pendengar yang baik?
8.      Apakah prestasi-prestasi anda menunjukkan bahwa anda berkembang secara pribadi dan profesional?
9.      Apakah anda memiliki citra diri yang positif?
10.  Tujuan-tujuan apakah yang ingin anda capai dan apakah tujuan-tujuan tersebut merupakan tantangan?
11.  Apakah anda mampu membuat keputusan dengan mudah dan meyakinkan?
   Daftar pertanyaan diatas bisa saja ditambah disana-sini sesuai dengan bobot atau jenis bisnis maupun spesifikasi bidang bisnis.
Lebih gamblang tentang “tes diri sifat berjiwa wiraswasta” dapat dikembangkan berdasarkan model Stephen C. Harper (1991:20-24). Kita mungkin tidak menjawab lima pertanyaan pertama, tetapi kita perlu mempertimbangkan dengan serius pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kita mungkin tidak memperoleh nilai tertinggi pada semua “delapan sifat berjiwa wiraswasta”, bahkan wiraswasta yang berhasil sekalipun memiliki kelemahan tertentu. Jika kita memiliki nilai rendah pada sebagian besar delapan sifat ini, maka kita harus berpikir dua kali dalam memulai suatu bisnis. Proses memulai suatu bisnis dan mempertahankannya bukanlah pekerjaan mudah. Wiraswasta adalah orang menikmati peluang untuk mengubah dunia desekitarnya. Kita dapat menyederhanakan kehidupan dan berperan dengan aman. Oleh sebab itu, bekerjalah denga orang lain dan jangan berpikir menjadi wiraswasta.


Nah itu sobat yang untuk bab 1 nya untuk bab V bisa diklik DISINI tentang peranan kewiraswastaan

Semoga bermanfaat yah :)
God Bless
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
-->