hmmm sobat Shantycr7 perlu dibaca nih khususnya buat yang beragama nasrani tp gpp juga buat yg muslim apalagi kalo batak :)
Oce ini diah...,.,ADAT ISTIADAT YANG BERTENTANGAN DAN YANG MENDUKUNG AJARAN KRISTEN
A. CONTOH-CONTOH
ADAT ISTIADAT YANG MENENTANG PENGAJARAN KEKRISTENAN
1. UPACARA
ADAT BATAK UNTUK KEMATIAN
Punguan
marga serta hula2 cenderung mengadakan acara ini dengan alasan untuk
penghormatan kepada ayah/ibu keluarga yang meninggal (mengacu pada Kitab
Keluaran, apakah penghormatan ini masih valid, ketika orang meninggal, berkat2
Tuhan pun terhenti untuk orang tsb). Alasan penghormatan, seperti lebih
ditujukan ke pihak2 yg melakukan penghormatan dibandingkan ke orangtua yang
meninggal. Wakil keluarga harus ikut rapat untuk membahas jumlah ulos, jambar,
uang balas utk ulos, dll, padahal keluarga yang ditinggalkan sedang berduka.
Disini
sangat jelas upacara adat ini bertentangan dengan iman dan pengajaran
kekristenan karena sudah jelas keluarga yang ditinggalkan sedang berduka namun
para punguan hula-hula lebih mementingkan pembahasan masalah materi seperti
pembahasan mengenai jumlah ulos, jambar, uang balas dll. Belum lagi dalam acara
ini ada yang dinamakan dengan kebaktian penghiburan dari punguan dan hula-hula
padahal jelas-jelas arah dan tujuan sebenarnya bukan kesitu namun lebih
memfokuskan pada pembahasan hal materi.
2. MANGONGKAL HOLI
Salah satu dari
acara adat yang dilakukan dalam rangka menghormati arwah para leluhur dan masih
dilakukan sampai sekarang adalah tradisi mangongkal holi. Mangongkal holi adalah
upacara adat menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah meninggal dan
memindahkannya ke tempat peristirahatan mereka yang lebih baik. Tujuan dari mangongkal
holi adalah menghormati orang tua kita, dan yang disebut orang tua bukan
saja bapa atau ibu kita, melainkan sampai kepada nenek moyang kita. Kuburan
tanah yang sementara dibuka, sesudah lewat waktu pembusukan yang dianggap
perlu, lalu mengangkat tulang-tulang dari dalamnya dan menempatkannya dalam
suatu kuburan semen dengan mengadakan upacara tertentu. Pesta adat ini diiringi
oleh gondang dan pemotongan hewan secara besar-besaran (banyaknya hewan yang
dipotong tergantung dari yang mengadakan acara).
Perayaan itu
biasanya tidak langsung di dalam suasana yang khidmat. Yang merupakan pusatnya
ialah tengkorak dan tulang-tulang dari bapa-bapa suku atau bapa-bapa dari nenek
moyang yang akan dikumpulkan. Tulang-tulang itu digali (mangongkal holi)
lalu tulang-tulang tersebut dibersihkan. Setelah dibersihkan biasanya akan ada
acara manulangi (menyuapi) holi-holi (tulang-belulang)
tersebut seperti layaknya manusia biasa dengan makanan, sirih dan kadang-kadang
diberi rokok, dan kemudian dimasukkan ke dalam suatu peti kecil dan kemudian
nantinya dipindahkan ke dalam kuburan yang baru. Moyang, yakni ompu itu
sendiri dimintakan berkatnya sebagai balas jasa atas tempat yang terhormat yang
telah disediakan keturunannya baginya. Menurut budaya yang asli, permintaan
berkat ini di-andung-kan (diratapkan) langsung kepada ompu di
depan tengkoraknya sebelum dia dimasukkan ke kuburannya yang baru. Kemudian
peti kecil itu dimakamkan di dalam kuburan semen atau di dalam tugu.
Peserta-peserta dan tamu-tamu berkumpul di rumah suhut (tuan rumah)
dan duduk makan serta mengakhiri perayaan itu dengan pidato-pidato resmi sambil
menikmati nasi dan ternak sembelihan – ayam, babi, atau kerbau.
Untuk konteks
masyarakat Batak, penggalian tulang-belulang memiliki motif yang sangat jauh
berbeda dengan kisah yang ada di Kejadian 50:1-14 di mana Yakub dan pada ayat
25 Yusuf berpesan agar mayat mereka dibawa kembali ke Kanaan. Motif ini sangat
jauh berbeda sehingga tidak mungkin nas tersebut dapat digunakan sebagai dasar
alkitabiah untuk melegalisasi penggalian dan pemindahan tulang-belulang. Dalam
hal ini jelas mangongkal holi sangat bertentangan dengan pengajaran kekristenan
karena motif dan tujuan penggalian tulang-belulang menurut suku Batak pada
hakekatnya adalah penghargaan, penghormatan, kultus pada roh (tondi)
orang mati, dan di sana ada pengharapan bahwa roh dari orang yang meninggal itu
akan meningkat, atau semakin bermutu, menjadi sahala atau sumangot
(keduanya berbeda antara yang satu dengan yang lain menurut orang Batak) yang mampu
memberi berkat (jasmani dan rohani) kepada orang hidup. Sedangkan kita tahu
bahwa berkat yang sesungguhnya berasal dari Tuhan.
3. PAMALI DALAM ADAT ISTIADAT
SUKU TORAJA
Inilah
salah satu contoh karakter dualisme dalam diri orang Toraja. Pada satu sisi, agama
diakui. Namun pada sisi lain, petunjuk nenek moyang tetap menjadi pegangan.
Ironisnya, masyarakat lebih takut melanggap pamali (pantangan yang diajarkan
budaya) ketimbang larangan Alkitab. Mereka lebih taat kepada pemuka adat
daripada pemuka agama. Alasannya, pelanggaran terhadap pamali akan langsung
berhadapan dengan nasib buruk. Tetapi jika melanggar perintah Tuhan, belum
tentu dihukum.
4. PENGGUNAAN ULOS YANG SALAH
DALAM UPACARA ADAT BATAK
Penggunaan ulos
juga dikatakan sebagai praktek okultisme karena dulunya ulos dipercaya sebagai
selembar kain yang indah Debata Mulajadi Nabolon yang membungkus jiwa
(roh) manusia, sehingga mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohaniah. Karena
hal itu maka banyak terjadi pembakaran ulos yang dilakukan oleh
golongan atau gereja yang menentang adat.
Hanya Allah
yang berhak mengenakan ulos/membungkus roh kita dengan darah Yesus
Kristus yang telah mati di kayu salib sehingga memberikan berkat keselamatan
jasmani dan rohani (Gal. 3:27). Ulos harus dipahami sebagai kekayaan
budaya, alat yang dapat menghangatkan tubuh secara fisik. Tidak ada kuasa
apapun di dalamnya. Dibeberapa tempat ulos masih dianggap dapat mendatangkan
berkat kuasa gaib, ketika hal itu terjadi, disitulah letak adat itu yang
bertentangan dengan pengajaran kekristenan.
5. BERZIARAH KEKUBURAN
DAN MEMINTA BERKAT
Banyak suku yang sampai saat ini masih melakukan
ziarah kekuburan dan meminta berkat disana kepada roh yang meninggal itu.
Sebenarnya kalau hanya membersihkan atau sekedar melihat kuburan itu tidak jadi
masalah, namun yang menjadi masalah sesuai dengan pengajaran kekristenan adalah
perihal meminta berkat dari roh yang meninggal. Tentu saja ini sangat bertolak
belakang dengan pengajaran kekristenan. Bisa dilihat dalam kibat Ulangan 18:11;
Luk 8:27; 16:19 19-31, dalam nats-nats itu bisa disimpulkan bahwa segala bentuk
penyembahan dan meminta berkat dari arwah atau roh adalah “kekejian” bagi
Tuhan.
6.
PASU-PASU RAJA
Adat
batak yang satu ini merupakan suatu adat istiadat dimana ketika ada perkawinan,
kedua mempelai tidak melakukan pemberkatan di gereja melainkan meminta berkat
dan mempercayakannnya pada tua-tua kampung atau tua-tua setempat. Bahkan mereka
lebih mempercayai dan menyerahkan segala sesuatunya pada penatua adat.
Tentu
adat istiadat yang satu ini sangat bertentangan dengan iman kerohanian Kristen
yang sesuangguhnya karena berkat dan kasih karunia hanya datang dari Tuhan
saja.
7.
MANGANDUNGI ORANG MENINGGAL SECARA BERLEBIHAN
Dalam
adat istiadat batak sering sekali jika ada kematian dalam keluarga, maka
keluarga yang ditinggal akan mangandung atau menangis secara berlebihan, bahkan
ada yang menyewa orang lain untuk menangisi yang meninggal.
Dalam
pengajaran Kristen, bukannya tidak bisa menangisi orang yang meninggal, tapi
jika cara menangisi yang berlebihan seperti itu maka itu menyalahi pengajaran
kekristenan karena kesannya orang yang ditinggal itu seperti kehilangan
pengharapan dari Tuhan, pada hal Tuhan mengajarkan pada kita bahwa orang yang
mati akan kembali dihidupkan oleh Tuhan dan akan dibangkitkan kembali pada
masanya.
B. CONTOH-CONTOH
ADAT ISTIADAT YANG MENDUKUNG PENGAJARAN KEKRISTENAN
MEMASUKI
RUMAH BARU
Yang pertama dilakukan
memasuki rumah baru yang adalah yang memasuki secara adat.Walaupun ada yang
dilakukan yang baru tidak diharuskan ,karena sejak dahulu ada adat yang dibuat
Simalungun.
PelaksanaanKerja:
*Sebelum kerja dilakukan benali sesuai dengan keperluannya.
*Pada pagi hari berangkatlah pihak laki-laki dengan laki-laki dengan saudara perempuan kerumah yang baru pihak laki-laki beras ½ kaleng ,tebu ,pisang yang masak .Tulang bapak membawa beras .Mertua laki-laki membawa beras .Perempuan membawa perangkat sirih dan perangkat dapur.
*Setelah sampai rombongan didepan pintu ,orangtua dari pihak laki-laki ,pihak tulang ,pihak mertua laki-laki ,dan saudara dekat ,didepan pintu diberikan pihak laki-laki kepada pihak tulang yaitu supaya pintu dibuka berdasarkan kunci yang diberikan pihak laki-laki.
*Membuka pintu sering juga dilakukan pihak tulang “kubukalah rumah yang bertuah ini yang memegang semua pengisi ,yang pintar mengurungkan yang tidak pintar mengeluarkan” setelah itu pintu terbuka masuklah pihak perempuan yang ditentukan untuk memberkati serta pihak lai-laki ,saudara pihak laki-laki saudara perempuan masuk kerumah langsung kedapur (pihak perempuan memberkati dapur sampai kamar/didapur pihak tulang menanam padang togu pada tempat masakan).
Setelah acara didapur,serta melihat-lihat kaeadaan rumah kembalilah rombongan kepada tempat semula dan meletakkan apa yang dibawa pada tempat yang lebih tinggi serta tikar dibentangkan oleh pihak perempuan khusus tempat duduk pihak laki-laki Pihak tulang mempersilahkan pihak laki-laki duduk setelah itu diberi beras dan teruskan mertua laki-laki serta pihak laki-laki serta pihak orangtua dari pihak laki-laki.Setelah selesai diberi beras diaturlah tempat duduknya disamping pihak laki- laki adalah pihak orang tuanya disebelah kanan pihak tulang, pihak mertua laki-laki dan sebelah kiri adalah pihak perempuan.
*Sebelum kerja dilakukan benali sesuai dengan keperluannya.
*Pada pagi hari berangkatlah pihak laki-laki dengan laki-laki dengan saudara perempuan kerumah yang baru pihak laki-laki beras ½ kaleng ,tebu ,pisang yang masak .Tulang bapak membawa beras .Mertua laki-laki membawa beras .Perempuan membawa perangkat sirih dan perangkat dapur.
*Setelah sampai rombongan didepan pintu ,orangtua dari pihak laki-laki ,pihak tulang ,pihak mertua laki-laki ,dan saudara dekat ,didepan pintu diberikan pihak laki-laki kepada pihak tulang yaitu supaya pintu dibuka berdasarkan kunci yang diberikan pihak laki-laki.
*Membuka pintu sering juga dilakukan pihak tulang “kubukalah rumah yang bertuah ini yang memegang semua pengisi ,yang pintar mengurungkan yang tidak pintar mengeluarkan” setelah itu pintu terbuka masuklah pihak perempuan yang ditentukan untuk memberkati serta pihak lai-laki ,saudara pihak laki-laki saudara perempuan masuk kerumah langsung kedapur (pihak perempuan memberkati dapur sampai kamar/didapur pihak tulang menanam padang togu pada tempat masakan).
Setelah acara didapur,serta melihat-lihat kaeadaan rumah kembalilah rombongan kepada tempat semula dan meletakkan apa yang dibawa pada tempat yang lebih tinggi serta tikar dibentangkan oleh pihak perempuan khusus tempat duduk pihak laki-laki Pihak tulang mempersilahkan pihak laki-laki duduk setelah itu diberi beras dan teruskan mertua laki-laki serta pihak laki-laki serta pihak orangtua dari pihak laki-laki.Setelah selesai diberi beras diaturlah tempat duduknya disamping pihak laki- laki adalah pihak orang tuanya disebelah kanan pihak tulang, pihak mertua laki-laki dan sebelah kiri adalah pihak perempuan.
AcaraAdat:
A.Diberikan orang tua laki-lakilah: Ayam yang diatur (supaya teratur) kehidupan diberkati Tuhan serta tobu dan pisang serta kelapa maksudnya supaya terang perasaan ,mudah pencaharian serta semakin tua semakin manis.Semakin lama semakin diketahuilah kehidupan dimasa mendatang.
B.Diberikan pihak laki-laki tebu, pisang kelapa kepada orang tua pihak laki-laki (yang diberikan didalam suatu piring)
C.Diberikanlah lagi kepada pihak saudara perempuan (ayam diatur).
D.Menyampaikan makanan saudara pihak perempaun (ayam diatur)
E.Apabila memotongh si4 kaki yang menjadi bahan utamanya diserahkan ajalah kepada pihak laki-laki serta dijalankanlah makanan itu kepada yang patut diberi penghormatan.
F.Makan bersama.
G.Selesai makan berjalanlah sirih berbatu setelah selesai makan kepada saudara sebagian orang tidak berbatu.
H.Seleasai memberi nasehat atau memberi kata pemberkatan yang diketahui pihak tulang ,mertua laki-laki ,pihak saudara serta diikuti dengan memberikan ulos kesenangan hati mereka kepada pihak laki-laki.
A.Diberikan orang tua laki-lakilah: Ayam yang diatur (supaya teratur) kehidupan diberkati Tuhan serta tobu dan pisang serta kelapa maksudnya supaya terang perasaan ,mudah pencaharian serta semakin tua semakin manis.Semakin lama semakin diketahuilah kehidupan dimasa mendatang.
B.Diberikan pihak laki-laki tebu, pisang kelapa kepada orang tua pihak laki-laki (yang diberikan didalam suatu piring)
C.Diberikanlah lagi kepada pihak saudara perempuan (ayam diatur).
D.Menyampaikan makanan saudara pihak perempaun (ayam diatur)
E.Apabila memotongh si4 kaki yang menjadi bahan utamanya diserahkan ajalah kepada pihak laki-laki serta dijalankanlah makanan itu kepada yang patut diberi penghormatan.
F.Makan bersama.
G.Selesai makan berjalanlah sirih berbatu setelah selesai makan kepada saudara sebagian orang tidak berbatu.
H.Seleasai memberi nasehat atau memberi kata pemberkatan yang diketahui pihak tulang ,mertua laki-laki ,pihak saudara serta diikuti dengan memberikan ulos kesenangan hati mereka kepada pihak laki-laki.
Dalam hal ini adalah mendukung pengajaran kekristenan karena
dalam acara memasuki rumah baru ini tidak ada yang bertentangan dengan firman
Tuhan dalam Alkitab malah sangat mendukung dalam hal mengharapkan berkat yang
dari Tuhan agar selalu diberkati dalam rumah yang baru dan diberkati dalam
rumah tangga serta kehidupan yang dijalani.
2.
Sistem kekerabatan orang
Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga
meninggal dalam 3 posisi yang disebut DALIHAN NA TOLU (bahasa Toba) atau TOLU
SAHUNDULAN(bahasa Simalungun). Dalihan
dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan “sahundulan” sebagai “posisi
duduk”.Keduanya mengandung arti yang sama, 3 POSISI PENTING dalam kekerabatan
orang Batak, yaitu:
-
HULA HULA atau TONDONG, yaitu kelompok orang
orang yang posisinya “di atas”, yaitu keluarga marga pihak istri sehingga
disebut SOMBA SOMBA MARHULA HULA yang berarti harus hormat kepada keluarga
pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan.
-
DONGAN TUBU atau SANINA, yaitu kelompok
orang-orang yang posisinya “sejajar”, yaitu: teman/saudara semarga sehingga
disebut MANAT MARDONGAN TUBU, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari
perseteruan.
-
BORU, yaitu kelompok orang orang yang
posisinya “di bawah”, yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga suaminya,
keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari disebut
ELEK MARBORU artinya agar selalu saling mengasihi supaya mendapat berkat.
Dalihan Na Tolu bukanlah kasta karena setiap orang Batak
memiliki ketiga posisi tersebut: ada saatnya menjadi Hula hula/Tondong, ada
saatnya menempati posisi Dongan Tubu/Sanina dan ada saatnya menjadi BORU.
Dengan Dalihan Na Tolu, adat Batak tidak memandang posisi seseorang berdasarkan
pangkat, harta atau status seseorang. Dalam sebuah acara adat, seorang Gubernur
harus siap bekerja mencuci piring atau memasak untuk melayani keluarga pihak
istri yang kebetulan seorang Camat. Itulah realitas kehidupan orang Batak yang
sesungguhnya. Lebih tepat dikatakan bahwa Dalihan Na Tolu merupakan SISTEM
DEMOKRASI Orang Batak karena sesungguhnya mengandung nilai nilai yang
universal. Jadi secara keseluruhan adat istiadat orang
batak ini sangat mendukung pengajaran kekristenan karena dituntut untuk dapat
menghargai dan saling menghormati tanpa memandang status dan kedudukan.
3.
UPACARA PEMBERIAN MARGA
BARU BAGI NON-BATAK MENJADI BATAK
Dalam hal ini biasanya
ketika seorang batak yang tentunya beragama Kristen menikah dengan yang non
batak sehingga dari pihak keluarga wanita/pria menginginkan supaya diberikan
marga baru yang sesuai untuk pihak yang non batak, tentu sudah melalui
persetujuan orangtua atau keluarga pihak non batak.
Upacara atau adat istiadat
ini sangat mendukung pengajaran kekristenan karena dengan menarik yang non
batak menjadi batak maka akan semakin mempererat jalinan atau hubungan
kekeluargaan, dimana itu lah yang dianjurkan dalam firman Tuhan, karena
lazimnya bagi orang batak, mereka akan lebih menghargai atau lebih dekat
hubungannya dengan sesame batak, maka dari itu dengan diberikannya marga baru
bagi yg semula bukan batak maka akan menimbulkan persamaan yang baru yang dapat
menguatkan tali silaturahmi bagi masing-masing pihak.
4.
SULANG-SULANG PAHOMPU
Dalam adat istiadat batak
ada kebiasaan yang biasanya dilakukan oleh nenek/kakek pada masa tuanya ketika
mereka sedang sakit-sakitan atau merasa usianya sudah tidak lama lagi, dimana
kebiasaan itu dilakukan pada cucu-cucunya yang dinamakan “sulang-sulang pahompu”.
Dalam ajaran kekristenan
hal ini sangat mendukung, dimana nantinya dalam pelaksanaan adat ini ada
permintaan berkat dari Tuhan. Tentu saja kita sebagai umat Kristen hanya bisa
mengharapkan dan meminta berkat dari Allah saja.
5.
PEMBERIAN NAMA PADA BAYI
Dalam upacara pemberian
nama yang dilakukan pada bayi ada permintaan berkat dari Tuhan. Disinilah
ajaran kekristenan berlaku, dimana kita sebagai orang Kristen harus
berpengharapan dan hanya boleh meminta berkat dari Tuhan saja. Dalam upacara
ini orang-orang yang berwenang untuk mengendalikan adat meminta berkat dari
Tuhan supaya kelak nantinya bayi tersebut bisa menjadi bertumbuh menjadi anak
yang baik dan taat pada orang tua khususnya takut akan Tuhan. Hal ini sangat
mendukung pengajaran kekristenan.
6.
PERNIKAHAN KUDUS
Pernikahan kudus adalah
salah satu upacara adat yang dilakukan oleh orang batak. Dalam pernikahan kudus
ini hadir seluruh pihak-pihak yang berhubungan dengan mempelai pria dan wanita.
Seluruh keluarga kedua belah pihak turut hadir untuk menyaksikan upacara
pernikahan. Dalam upacara pernikahan dilakukan terlebih dahulu ditempat tinggal
mempelai pria pada umumnya, namun ada juga yang melaksanakannya di tempat
tinggal mempelai wanita meskipun ini jarang. Setelah selesai upacara kudus yang
dilakukan di kampung/tempat tinggal mempelai, maka selanjutnya dilakukan
pemberkatan oleh pendeta secara sakral dan kudus di gereja.
Dalam hal ini, adat
istiadat ini sangat mendukung pengajaran kekristenan, karena pernikahan itu
adalah sakral dan kudus dan hanya boleh meminta berkat dari Tuhan. Selain itu
kehadiran pihak-pihak keluarga turut mendukung pengajaran kekristenan karena
adalah sangat baik jika seluruh keluarga datang untuk turut mendoakan mempelai
yang menikah.
7.
MEMBERI MAKAN ORANGTUA
Salah satu upacara adat
yang dilakukan orang batak ialah memberikan makanan khusus pada orangtuanya.
Hal ini dilakukan biasanya ketika orangtua yang bersangkutan sudah sangat tua
atau lanjut usia. Dalam upacara ini anak yang bersangkutan meminta berkat dari
Tuhan agar orangtuanya itu memiliki umur yang panjang dan selalu diberkati
Tuhan.
Dalam hal ini tentu sangat
mendukung pengajaran kekristenan karena terlihat adanya penghormatan kepada
orangtua yang dilakukan anak. Adat ini menunjukkan suatu bentuk penghormatan
kepada orangtua dimasa tuanya yang dilakukan seorang anak.
Halo..halo numpang promosi
yah teman2 terkasih..aku pemilik blog ini lagi launching produk sepatu
terbaru kami diskon 50% all items...
Kelebihan
kami adalah saudara2 bisa memesan sesuai model sepatu yang sobat suka
(misalnya sobat sangat suka model sepatu artis yang harganya jutaan tapi
tdk ada uang untuk membelinya, nah sobat bisa pesan ke aku nanti akan
kami buatkan persis seperti pesanan sobat dengan tingkat kemiripan
hingga 99% :)
untuk selengkapnya boleh di lihat
dihalaman sebelah yah :)Promo Gila sepatu best quality diskon 50%
Jadi ingat sama opung awak,...
ReplyDeleteBangga jadi org batak yg Takut akan TUHAN :)
ReplyDeletePaten baaah
ReplyDeletePaten baaah
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)