Tenang aja, ini langsung aku posting dari tugas yang dikasi dosenku beberapa bulan yang lalu setelah aku posting beberapa minggu lalu tentang Contoh Laporan Hasil Audit Manajemen Produksi yang juga laporan terbaikku maka kali ini aku kembali akan posting hasil laporan audit manajemen sumber daya manusia atau lebih dikenal dengan nama Manajemen SDM,,..eits ini hasil tugas terbaik loh tapi aku sengaja ga masukin daftar temuan auditnya,,heheh kenapa karena agak ribet kalo diposting lagian biar sobat sekalian belajar sendiri ahahhaha masa mau copas semua :P
Tapi ini aja dijamin uda mewakili laporan hasil audit sumber daya manusia koq so don't worry be happy :)
Mari kita lihat !!
LAPORAN HASIL AUDIT MANAJEMEN
“Program Pelatihan Karyawan”
“Program Pelatihan Karyawan”
PT. INDOJEWEL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : Susi Susanti Tindaon
NIM :
709141223
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2013
Medan, 8 April
2013-04-07
No : 013/KAP/IV/2013
Lampiran : 4 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth, Direktur PT.
Indojewel
Di Medan
Kami telah melakukan audit atas
Program Pelatihan Karyawan pada PT. Indojewel untuk periode 2007/2008. Audit
kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Program Pelatihan
Karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk
menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil
guna). Program Pelatihan Karyawan
yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan keterampilan
karyawan dalam mengoperasikan mesin baru yang ditemukan selama audit, sehingga
diharapkan dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan
tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk
laporan audit yang meliputi:
Bab
I :
Informasi Latar Belakang
Bab
II :
Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab
III : Rekomendasi
Bab
IV : Ruang Lingkup
Audit
Dalam melakukan audit kami telah
memperoleh banyak bantuan,dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak baik
jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin
dengan baik ini.
Kantor
Akuntan Publik
Kris
Palguna dan Rekan
Dr. Kris Palguna, S.E., M.M., Ak., BAP.
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Indojewel (selanjutnya disebut
“perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7 Medan, didirikan tanggal 13 April 1990
oleh para pendiri yang terdiri atas:
1. Dr.
Kevin Suparno
2. Dr.
Cecep Mulyadi
3. Sandra
Gultom
4. Dr.
Steve Handayana
PT. Indojewel bergerak dibidang produksi
perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. Mutiara yang digunakan adalah hasil
pembudidayaan sendiri yang terintegrasi dalam rencana bisnis perusahaan,
sedangkan emas diperoleh dari pasar dalam negeri.
Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan
tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak yang dipekerjakan terutama sebagai staf
produksi di divisi budidaya mutiara dan cleaning
service diseluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar
250% dari UMK yang ditetapkan pemerintah.
Perusahaan menerapkan teknologi maju
dalam produksi perhiasan dengan investasi sebesar Rp 1,75 triliun untuk membeli
peranti keras dan Rp 500 miliar untuk membeli peranti lunak termasuk sistem
informasi yang mengintegrasikan seluruh divisi kedalam satu rangkaian oprasi
dan sistem pelaporan.
Perusahaan karyawan yang dilakukan PT.
Indojewel bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini dan
sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Susunan direksi perusahaan adalah
sebagai berikut:
Direktur
Utama :
Dr. Kevin Suparno
Direktur
Akuntansi dan Keuangan : Dr. Cecep
Mulyadi
Direktur
Pemasaran :
Dr. Sandra Gultom
Direktur
Produksi :
Dr. Steve Handayana
Sedangkan
tujuan dilakukannya audit adalah untuk:
1. Menilai
kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru
perusahaan.
2. Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan
efektivitas program pelatihan karyawan yang dilakukan perusahaan.
3. Memberikan
berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan karyawan
yang ditemukan.
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami
peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
Kondisi:
1. Mesin
baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya
dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah
pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada
manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan
pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2.
Perusahaan tidak memiliki rencana
pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan berdasarkan permintaan
manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui suatu
identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
karyawan.
3.
Perusahaan hanya menganggarkan biaya
pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun
sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan didasarkan pada laba bersih
setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75 miliar.
4.
Terjadi penurunan produk gagal sebesar
18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu (penurunan produk gagal hanya 2%
saja).
5.
Tidak ada penilaian keberhasilan
pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau catatan yang bisa
dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
6.
Dari hasil kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan
sebagai berikut:
a. Sebesar
35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya
untuk meningkatkan keterampilan.
b. Sebesar
12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
c. Hanya
sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti pelatihan.
d. Sebesar
80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup
waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut.
7.
Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi
dalam proses produksi, 35% pada proses pengepakan, dan 25% pada proses
penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan produk yang terjadi pada tahun
2008 sebesar Rp 825,25 juta.
8. Pengembalian
produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5% dari total
penjualan Rp 7,5 triliun.
Kriteria:
1. Tujuan
pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan
keterampilan karyawan.
b. Menurunkan
kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c. Menurunkan
pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Menurunkan
kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan
karyawan terhadap pekerjaannya.
2.
Rencana pelatihan dan pengembangan
karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan penyusunan anggaran
perusahaan.
3.
Program pelatihan dirumuskan berdasarkan
hasil identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan sebelum program ditetapkan.
Identifikasi meliputi:
a. Penentuan
jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga mampu
berkontribusi maksimal kepada perusahaan.
b. Melakukan
penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang tepat.
c. Melakukan
penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan umpan balik
bagi perbaikan pelatihan berikutnya.
d. Melakukan
benchmarking pada industri yang sama
yang lebih berhasil dalam mengelola program pelatihan dan pengembangan.
4.
Pengelolaan pelatihan karyawan harus
didukung anggaran yang memadai.
5. Laporan
biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai umpan
balik dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.
Penyebab:
1. Pelatihan
yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
(manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai
dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan
mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan.
2.
Rencana pelatihan baru dibuat setelah
ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3.
Belum tersedia suatu sistem review dan
pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan pelatihan.
4. Dana
SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik
lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.
Akibat:
1. Banyak
karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru perusahaan.
2.
Tidak ada dokumen/catatan yang bisa
dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
3.
Tidak diketahui berapa biaya yang
dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan produk yang dihasilkan
sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas produk.
4.
Banyak bahan yang terbuang karena rusak
dalam proses.
5.
Banyak tercipta produk yang gagal.
6.
Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan
ujung tombak penjualan semakin menurun.
7. Terjadi
pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.
Pejabat yang
bertanggung jawab:
Direktur
Utama dan Manajer SDM
Bab III
Rekomendasi
Hasil
audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Kelemahan
yang terjadi pada program perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur dan
dipersiapkan dengan baik.
2.
Kelemahan yang terjadi pada saat
dilakukannya proses pelatihan karyawan atas mesin baru perusahaan.
3. Kelemahan
yang terjadi karena kurangnya dana SDM untuk meningkatkan pelatihan kejenjang
yang lebih tinggi.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi,
maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa
diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan
harus membuat program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan
terstruktur serta dipersiapkan dengan baik sehingga program pelatihan dapat
berjalan dengan maksimal dan karyawan bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan.
2.
Perusahaan harus membuat kebijakan dalam
hal penambahan dana atau angggaran untuk pelatihan intensif dalam mempraktikkan
mesin baru perusahaan agar para karyawan dapat lebih terampil mempraktikkan
mesin tersebut secara langsung dilapangan.
3.
Perusahaan harus melakukan penilaian
atas keberhasilan pelatihan secara formal dan terdokumentasi sebagai
pertanggungjawaban atas dilaksanakannya pelatihan sebagai acuan untuk melihat kinerja
sejauh mana program pelatihan yang dilakukan.
4. Manajer
SDM harus membuat jadwal program pelatihan karyawan secara jelas khusus serta
harus sesuai dengan topik, materi, dan metode pelatihan agar karyawan dapat
lebih terampil ketika akan mempraktikkan apa yang telah dilatih.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas
kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak
segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada
Program Pelatihan Karyawan dimasa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai
dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun 2007/2008.
Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen
Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program pelatihan
karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.
Demikian semoga bermanfaat eh jangan lupa baca juga ini
http://shantycr7.blogspot.com/2013/06/contoh-laporan-hasil-audit-manajemen.html