Penelitian Tindakan Kelas - PTK - Hai semua para sobat Shantycr7.,.untuk hari ini khusus postinganku mengenai Classroom Action Research atau kalo di Indonesia kita tercinta ini disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas. Seperti yang kita ketahui kalo mahasiswa jurusan pendidikan pastilah kebanyakan melakukan PTK ini sebagai tugas akhirnya atau skripsi. Namun nih sobat, kebanyakan mahasiswa yang melakukan PTK ini salah pengertian atau salah persepsi tentang hakekat dari PTK itu sendiri, ga begitu mengerti sebenarnya PTK itu apa sih? tujuannnya apa? bedanya apa sama penelitian eksperimen?? kebanyakan para peneliti hanya mengikut saja contoh-contoh skripsi kakak atau abang stambuk yang ada diperpustakan (setidaknya gitu yang aku lihat di kampusku).
Nah, untuk lebih jelasnya mengenai apa dan bagaimana serta tujuan dari PTK itu sendiri apa maka akan kusajikan makalahku tahun lalu disini (yah meskipun ini tergolong belum lengkap sih hanya inti-intinya aja, kalo sobat mau banyak kok buku2 yang menyajikan detail hakekat PTK itu sendiri) silahkan dibaca dan dipahami supaya ketika sobat Shantycr7 sidang bisa dengan benar menjawab pertanyaan penguji :)
1.
Pengertian PTK
Apa yang dimaksud
dengan PTK itu? Bertolak dari pengertian yang umum, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), merupakan penelitian tindakan yang umum dilakukan guru guna memperbaiki
mutu praktik pembelajarannya di dalam kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada
proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan tertuju atau mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Dengan kata lain PTK merupakan ragam
penelitian pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki
mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Penelitian
tindakan kelas (classroom action research) adalah suatu rancangan penelitian
yang dilakukan di kelas yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil
belajar melalui suatu tindakan tertentu (action).
Dari pengertian
di atas suatu penelitian tindakan kelas mempunyai tiga cirri:
a. Peneliti adalah
guru, pengajar, pendidik
b. Dilakukan karena
ada masalah yang benar-benar terjadi dihadapi oleh guru yang segera harus
diatasi.
c. Ada tindakan
(action) yang harus diambil untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses
pembelajaran.
2.
Tujuan PTK
Tujuan PTK tak lain adalah memperbaiki cara-cara mengajarnya melalui
penerapan metode baru atau tindakan baru yang dia temukan dan diyakini karena
metode baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran
seperti diharapkan. Pada akhirnya melalui PTK akan menghasilkan peningkatan
baik kualitas proses maupun hasil belajar siswa. Dengan senantiasa memperbaiki
cara-cara mengajarnya itu, guru diharapkan dapat memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas.
Disamping hal di atas, melalui PTK guru tidak sekedar bertujuan untuk memecahkan masalah, melainkan juga mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Berbagai tujuan dapat dicapai melalui PTK, di antaranya dipaparkan sebagai berikut.
Disamping hal di atas, melalui PTK guru tidak sekedar bertujuan untuk memecahkan masalah, melainkan juga mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Berbagai tujuan dapat dicapai melalui PTK, di antaranya dipaparkan sebagai berikut.
- Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran
- Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
- Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatakan masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu
- Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya
3.
Jenis PTK
Ada empat
jenis PTK : (a) PTK Diagnostik, (b)
PTK Parsisipan, (c) PTK Empiris, dan (d) PTK Eksperimen (Chein, 1990).
(a) PTK Diagnostik.
PTK Diagnostik adalah suatu penelitian yang dirancang dengan menuntut
penelitian kea rah suatu tindakan berupa diagnostic . Dalam hal ini peneliti
memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Contoh, peneliti
berupaya menangani pekelahian, peselisihan, konflik antar sekolah.
(b) PTK Partisipan.
PTK Partisipan maksudnyanya guru harus terlibat langsung dalam proses
penelitian sejak awal sampai akhir penelitian mulai dari perencanaan
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan.
(c) PTK Empiris. PTK
Empiris maksudnya peneliti berupaya melaksanakan sesuai tindakan dan membukukan
apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya
berkenaan dengan penyimpanan, catatan, dan pengumpulan pengalaman peneliti
dalam mengajar sehari-hari.
(d) PTK Eksperimen.
PTK Eksperimen maksudnya kegiatan penelitian dilaksanakan dengan berupaya
menerapkan berbagai tehnik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam
suatu kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip eksperimen.
4.
Prosedur PTK
Prosedur pengembangan inovasi pembelajaran melalui PTK tersebut dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah sbb: (a) mengidentifikasi masalah
pembelajaran; (b) menganalisis dan merumuskan masalah pembelajaran; (c)
merencanakan tindakan berdasarkan rumusan masalah; (d) melaksanakan tindakan,
observasi, dan asesmen; (e) menganalisis data hasil observasi dan asesmen serta
interpretasi; (f) melakukan refleksi dan merencanakan tindak lanjut untuk
siklus berikutnya. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut berikut ini.
a. Identifikasi Masalah pembelajaran
Identifikasi masalah pembelajaran diawali dengan menulusuri dan merasakan adanya masalah yang dihadapi oleh guru dan peserta didik. Masalah yang dihadapi hendaknya berangkat dari permasalahan nyata yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Identifikasi masalah pembelajaran diawali dengan menulusuri dan merasakan adanya masalah yang dihadapi oleh guru dan peserta didik. Masalah yang dihadapi hendaknya berangkat dari permasalahan nyata yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Adapun
cara melakukan identifikasi masalah secara berurutan adalah sebagai berikut;
(1) Menulis semua hal yang terkait dengan pembelajaran, dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan aspek mana yang dirasakan perlu memperoleh perhatian untuk menghindari dampak yang tidak diharapkan
(1) Menulis semua hal yang terkait dengan pembelajaran, dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan aspek mana yang dirasakan perlu memperoleh perhatian untuk menghindari dampak yang tidak diharapkan
(2) Memilah
dan mengklasifikasikan masalah sesuai dengan jenisnya, mencatat jumlah peserta
didik yang mengalaminya, dan mengidentifikasikan frekuensi timbulnya masalah;
(3) Mengurutkan masalah sesuai dengan tingkat urgensinya untuk ditindaklanjuti (kemudahannya, keseringannya, dan jumlah mahasiswa yang mengalaminya);
(4) Tim peneliti kemudian secara bersama-sama memilih permasalahan yang urgen untuk dipecahakan;
(5) Selanjutnya masalah-masalah tersebut dikaji kelayakan, signifikasi, dan konstribusinya
(3) Mengurutkan masalah sesuai dengan tingkat urgensinya untuk ditindaklanjuti (kemudahannya, keseringannya, dan jumlah mahasiswa yang mengalaminya);
(4) Tim peneliti kemudian secara bersama-sama memilih permasalahan yang urgen untuk dipecahakan;
(5) Selanjutnya masalah-masalah tersebut dikaji kelayakan, signifikasi, dan konstribusinya
b.
Menganalisis dan Merumuskan Masalah Pembelajaran
Analisis
terhadap masalah pembelajaran dimaksudkan untuk menentukan urgensi dan
prioritas permasalahan yang harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya. Selanjutnya,
masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan telah dianalisis, kemudian
dirumuskan secara jelas, spesifik dan operasional. Perumusan masalah yang jelas
memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang tepat. Dalam merumuskan
masalah, peneliti perlu memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut: (1) aspek
substansi; (2) aspek orisinalitas (tindakan); (3) aspek formulasi dan (4) aspek
teknis.
c. Merencanakan Tindakan Berdasarkan Rumusan Masalah
Sebelum menyusun perencanaan tindakan lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapa membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui gagas pendapat ini akan dihasilkan banyak alternatef tindakan yang dipilih. Guru perlu membahas bentuk dan macam tindakan (atau tindakan-tindakan) apa yang kira-kira paling tepat dilaksanakan dalam kelas.
Dalam mempersiapkan tindakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru, yaitu: 1) membuat skenario tindakan, 2) memperhatikan sarana pembelajaran, 3) mempersiapkan instrument penelitian, 4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
Sebelum menyusun perencanaan tindakan lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapa membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui gagas pendapat ini akan dihasilkan banyak alternatef tindakan yang dipilih. Guru perlu membahas bentuk dan macam tindakan (atau tindakan-tindakan) apa yang kira-kira paling tepat dilaksanakan dalam kelas.
Dalam mempersiapkan tindakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru, yaitu: 1) membuat skenario tindakan, 2) memperhatikan sarana pembelajaran, 3) mempersiapkan instrument penelitian, 4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
5. Perbedaan Karakteristik
PTK dengan Non-PTK
Karakteristik
PTK berbeda dengan Non PTK. Perbedaan keduanya diringkas dalam Tabel di bawah
ini.
Tabel 1.
Perbedaan Karakteristik PTK dan Non PTK
Aspek
|
PTK
|
Non PTK
|
Peneliti
|
Guru
|
Orang
lain
|
Inisiatif
|
Oleh
guru sendiri (mungkin dibantu oleh orang lain)
|
Oleh
peneliti
|
Sumber
masalah
|
Dirasakan
oleh guru sendiri (mungkin dibantu oleh orang lain)
|
Bersumber
dari luar
|
Ciri
khas utama
|
Ada
tindakan yang berulang kali
|
Belum
tentu ada tindakan perbaikan
|
Peran
|
Guru
sebagai peneliti
|
Guru
atau mungkin bukan guru
|
Tempat
penelitian
|
Kelas
|
Kelas
|
Proses
pengumpulan data
|
Oleh
guru sendiri atau bantuan orang lain
|
Oleh peneliti
|
Hasil
penelitian
|
Langsung
dapat dimanfaatkan oleh guru dan dirasakan oleh kelas
|
Menjadi
milik peneliti, belum tentu dimanfaatkan oleh guru
|
Artikel Terkait