CARA MEMILIH VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL KRITERIA (BEBAS) BAGI PENELITIAN. Hai everybody?? how are u doing this morning :) well, smoga dalam keadaan baik yah,..sbelum baca ini ada baiknya sobat baca dulu Menggunakan dan Menilai Data Sekunder dan Cara Menganalisis Masalah dalam Metodologi Penelitian serta Memahami Masalah Berdasarkan Konsep yang kesemuanya itu sangat erat hubungannya dengan postinganku kali ini.,.
Hmmm anyway kembali lagi nih aku mau posting seputar penelitian, terutama ini yang berhubungan dengan penelitian eksperimen...terkadang hanya untuk memilih variabel dalam penelitian aja mumetnya minta ampun, musti pintar-pintar katanya :) and sure ada tekniknya juga,.,nah untuk mengetahuinya lebih dalam lagi aku disini menyajikan spesial dari paper yang kutulis waktu mata kuliah metodologi penelitian tahun lalu :), yah meskipun ini hanya ringkasannya aja tapi sudah sangat cukup mewakili yang laen koq hehehe,,monggo dibaca :)
TOPIK
MATERI
Topik-topik materi dalam
pelaporan tugas mandiri ini antara lain:
1. Strategi
Memilih Variabel Bebas Bagi Penelitian
a. Mengoperasionalkan Variabel Bebas
b.
Menguji Manipulasi
Variabel
c.
Penafsiran Hasil
Penelitian
d. Status
Variabel
e. Mencari dan
manganalisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada
f. Menganalisis data variabel yang telah tersedia
g. Melakukan
Analisis Proses
2. Strategi
Memilih Variabel Kriteria Bagi Penelitian
a. Mengoperasionalkan Variabel Terikat
b. Validitas
c. Reaktivitas
d.
Pertimbangan Prosedural
TUJUAN PENYAJIAN MATERI
Adapun
tujuan penyajian materi ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bagaimana cara atau strategi dalam pemilihan variabel bebas dalam
penelitian
2. Untuk
mengetahui bagaimana cara atau strategi dalam pemilihan variabel kriteria
BAHASAN
MATERI/SUB MATERI
I.
STRATEGI
MEMILIH VARIABEL BEBAS BAGI PENELITIAN
Kegunaan dari mendesain dan mengevaluasi variabel bebas
adalah untuk memahami dan menafsirkan relasi sebab-akibat dalam suatu
penelitian. Bila variabel bebas tidak didesain secara baik, tidak akan menghasilkan
sesuatu, tidak diperoleh dampak yang diharapkan, kesimpulan biasa dan kurang bermakna.
Jika didesain jelek maka variabel tidak kokoh, biasa, dan terasa asing.
Berikut beberapa Isu Pokok Pengembangan dan Pemilihan
Variabel Bebas, antara lain:
1.
Mengoperasionalkan _ merumuskan secara cermat variabel bebas (sebelum penelitian)
2.
Metode menguji/memferifikasi data variabel bebas (selama penelitian)
3.
Memperkirakan hasil penelitian _ data sesuai atau tidak dengan variabel bebas
(setelah penelitian)
4.
Mendiskusi variabel bebas _ ditentukan posisi variabel bebas tersebut
1.
Mengoperasionalkan Variabel Bebas
a.
Menggunakan term condition terhadap
kelompok variabel bebas, yaitu dengan:
_ level
_
pengelompokkan
_
kategorisasi
_
perlakuan
b.
Merefleksikan konstruk variabel
Hal ini dapat dilakukan dengan cara merumuskan konstruk
sebab-akibat (hubungan) secara operasional dengan menggunakan riset model
kesesuaian klien <--> tritmen (konseling).
Selanjutnya konseling sebagai
variabel bebas merefleksikan konstruk konseling berdasarkan kerangka teoretis/pemikiran
yang mendasarinya (konseling terstruktur atau tidak terstruktur),
berikut
kondisi-kondisinya (disensitisasi, restrukturisasi logis, kelompok kontrol,
dlll.)
c.
Perbedaan antar Kondisi Variabel
Perbedaan antar kondisi variabel bebas yang dapat
mengacaukan riset harus dirumuskan dan dipertimbangkan sebelumnya. Misalnya:
dalam riset konseling, identifikasi variabel-variabel bebas lainnya yang dapat
mengacaukan, tingkat pendidikan klien, konselor (pengalaman, pelatihan,
etnisitas,daya tarik pribadi, dll)
d.
Menetapkan Kejelasan Sumber Perbedaan
Untuk menetapkan kejelasan sumber perbedaan, dapat
dilihat melalui indikator yaitu:
1. Keragaman di antara kondisi-kondisi yang diinginkan
harus jelas.
2. Etnisitas konselor dapat menjadi sumber perbedaan
dalam riset tentang
tritmen-klien
3. Maka eliminasi secara tegas etnisitas itu dengan nama panggilan dan tempat
Kelahiran
2. Menguji Manipulasi Variabel
Fokus dalam hal ini adalah memferifikasi data veriabel
bebas atau pengujian data (selama penelitian berlangsung)
Rambu-rambu menguji manipulasi
variabel bebas adalah:
1) kondisi-kondisi
itu sebagai dimensi yang sangat diharapkan
2) kondisi-kondisi
itu tidak mencerminkan dimensi lain
3) Tritmen
diimplementasikan sesuai petunjuk yang diharapkan
3.
Penafsiran Hasil Penelitian
a. Hasil yang secara Statistik Signifikan
Indikasi signifikan bila :
_ hasil yang diperoleh mengindikasikan untuk
setiap kondisi berbeda;
_ hipotesis nol untuk ketidakberbedaan ditolak;
_ tampak nyata terdapat perbedaan terhadap
suatu kondisi.
b. Hasil Tidak Signifikan
Indikasi
signifikan bila :
_ hasil
nol secara filosofis keilmuan banyak memberikan informasi.
_ hasil
tidak signifikan menjadi penyebab kurang jelasnya pengaruh variabel adekuasi
statistik, kurang tepat/baik instrumen, kegagalan asumsi statistik, prosedur yang
ceroboh, cenderung biasa.
_ kegagalan
mendeteksi interaksi yang diharapkan dalam melakukan tritmen sbg salah satu
faktor penyebab tidak tepatnya desain variabel bebas.
4.
Status Variabel
1.
Status variabel tidak dapat dimanipulasi
2.
Variabel bebas dapat dimanipulasi (proses disengaja) dan diukur pengaruhnya terhadap
variabel terikat.
3.
Tes statistik digunakan untuk mendeteksi hubungan timbal balik antar kedua status
variabel tersebut.
4.
Variabel bebas ada yang dapat dimanipulasi dan tidak (yang tidak dapat dimanipulasi
tidak akan memberi pengaruh)
Dalam blog Bapak D. Simanihuruk saya baca bahwa Pemilihan
variabel bebas bagi penelitian dilakukan dengan berbagai cara. Bahasan ini
menjelaskan tiga alternatif memilih variabel bebas, antara lain:
1. Mencari dan manganalisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada;
2. Menganalisis data berdasarkan variabel yang ada;
3. Menghindari perangkap dalam memilih variabel bebas.
1. Mencari dan manganalisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada
Kegiatan penelitian tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Guna mencegah terjadinya pemborosan waktu dan kegiatan penelitian berulang-ulang (duplikasi), peneliti harus melakukan studi kepustakaan (liabrary research) dan manganalisis hasil-hasil penelitian yang relevan.
Selama proses studi kepustakaan dan analisis hasil penelitian yang relevan, seorang peneliti yang melakukan studi eksperimen harus dapat menjawab pertanyaan kunci. Jawaban terhadap pertanyaan kunci akan meminimalkan resiko atau pemborosan dalam mengumpulkan data variabel yang tak penting dan mencegah kegiatan penelitian duplikatif.
1. Mencari dan manganalisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada;
2. Menganalisis data berdasarkan variabel yang ada;
3. Menghindari perangkap dalam memilih variabel bebas.
1. Mencari dan manganalisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada
Kegiatan penelitian tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Guna mencegah terjadinya pemborosan waktu dan kegiatan penelitian berulang-ulang (duplikasi), peneliti harus melakukan studi kepustakaan (liabrary research) dan manganalisis hasil-hasil penelitian yang relevan.
Selama proses studi kepustakaan dan analisis hasil penelitian yang relevan, seorang peneliti yang melakukan studi eksperimen harus dapat menjawab pertanyaan kunci. Jawaban terhadap pertanyaan kunci akan meminimalkan resiko atau pemborosan dalam mengumpulkan data variabel yang tak penting dan mencegah kegiatan penelitian duplikatif.
2. Menganalisis Data Variabel Yang Telah Tersedia
Sering terjadi bahwa variabel bebas yang sangat relevan dan penting tidak didefinisikan dalam penelitian yang telah ada. Kita yang sedang mempelajarinya bisa bingung dan memberikan arti yang berbeda. Karena itu, peneliti harus mempertimbangkan hal-hal lain dengan cermat dan penuh kehati-hatian, walaupun variabel bebas yang telah diteliti itu benar-benar berhubungan signifikan dengan variabel manganalisis data yang telah tersedia dalam laporan penelitian, catatan-catatan, dokumen, katalog bahkan data mentah yang belum dipublikasikanpun.
3. Melakukan Analisis Proses
Cara lain dalam memilih variabel bebas yang mungkin relevan ialah melakukan observasi dana analisis proses dari situasi yang ada atau disebut studi pendahuluan (Prelimery research). Melalui pendekatan ini peneliti dapat mengamati langsung dan manganalisis situasi yang terjadi pada variabel bebas untuk menentukan apakah kejadian terse but berpengaruh terhadap variabel terikat (variabel takbebas).
Selama berlangsungnya proses observasi tersebut (misalnya pentameter terhadap proses pembelajaran guru di kelas), peneliti harus dapat Manawa pertanyaan kunci:
Misalnya, mahasiswa peneliti sedang mengobservasi SMTA kelas berbahasa Inggeris. Guru yang sedang mengajar dikelas terse but menggunakan strategi : (a) mengajukan pertanyaan kepada sejumlah siswa tertentu, (b) embarking siswa Manawa pertanyaan dan (c ) memberikan penguatan. Mahasiswa peneliti (observer) juga memperhatikan siswa lain dalam kelas yang tidak terlibat dalam interaksi pembelajaran, walaupun siswa itu berdekatan tempat duduk dengan siswa yang sedang ditanyakan guru.
Dari analisis situasi proses ini, mahasiswa peneliti mungkin dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penguatan (reinforcement) sebagai variabel bebas yang mungkin relevan terhadap variabel terikat, misalnya ketepatan pengucapan kata yang membedakan konsonan : z dan s.
Dari hasil analisis ini, mahasiswa peneliti melakukan diskusi dengan guru atau peneliti lain, dan mengulangi observasi pada kelas lain dalam matapelajaran yang sama, sebelum melakukan pemilihan variabel bebas.
Cara lain dalam memilih variabel bebas yang mungkin relevan ialah melakukan observasi dana analisis proses dari situasi yang ada atau disebut studi pendahuluan (Prelimery research). Melalui pendekatan ini peneliti dapat mengamati langsung dan manganalisis situasi yang terjadi pada variabel bebas untuk menentukan apakah kejadian terse but berpengaruh terhadap variabel terikat (variabel takbebas).
Selama berlangsungnya proses observasi tersebut (misalnya pentameter terhadap proses pembelajaran guru di kelas), peneliti harus dapat Manawa pertanyaan kunci:
Misalnya, mahasiswa peneliti sedang mengobservasi SMTA kelas berbahasa Inggeris. Guru yang sedang mengajar dikelas terse but menggunakan strategi : (a) mengajukan pertanyaan kepada sejumlah siswa tertentu, (b) embarking siswa Manawa pertanyaan dan (c ) memberikan penguatan. Mahasiswa peneliti (observer) juga memperhatikan siswa lain dalam kelas yang tidak terlibat dalam interaksi pembelajaran, walaupun siswa itu berdekatan tempat duduk dengan siswa yang sedang ditanyakan guru.
Dari analisis situasi proses ini, mahasiswa peneliti mungkin dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penguatan (reinforcement) sebagai variabel bebas yang mungkin relevan terhadap variabel terikat, misalnya ketepatan pengucapan kata yang membedakan konsonan : z dan s.
Dari hasil analisis ini, mahasiswa peneliti melakukan diskusi dengan guru atau peneliti lain, dan mengulangi observasi pada kelas lain dalam matapelajaran yang sama, sebelum melakukan pemilihan variabel bebas.
Dalam praktek ketiga pendekatan identikits variabel bebas : (a) analisis variabel berdasarkan laporan penelitian yang ada, (b) analisis data yang ada di tangan dan (c ) analisis situasi proses digabungkan dalam suatu daftar variabel komprehensif. Yang disebut terakhir ini seringkali diguana oleh banyak peneliti guna memberless pemahaman masalah penelitian.
II.
STRATEGI
MEMILIH VARIABEL KRITERIA BAGI PENELITIAN
Variabel kriteria atau terikat (ukuran terikat) digunakan
untuk mengukur konstruk yang dihipotesiskan sebagai efek atau akibat (konstruk
efek).
1.
Mengoperasionalkan Variabel Terikat
Isu-isu
Psikometrik
1) Reliabilitas -
koefisien reliabilitas (Rxx)
a. Eror respon
acak, yaitu kekeliruan dalam respon yang dibuat peserta,
muncul dalam semua
jenis pengukuran; penilaian pada hampir semua
karakteristik
yang bermakna dari individu dan situasi mengandung eror
respon acak.
b. Eror spesifik, yaitu Kekeliruan
yang dihasilkan oleh sesuatu yang unik
bagi instrumen
yang berbeda dari yang dimaksudkan
peneliti.
Misalnya,
sebuah instrumen yang dirancang untuk mengukur depresi,
pertanyaan-pertanyaannya
disusun dalam suatu cara tertentu sehingga para
peserta tahu dengan
baik bahwa respon-respon pada pertanyaanpertanyaan
tersebut
bervariasi dalam tingkatan hasrat/ keinginan sosial; dalam kasus
semacam itu,
responrespon para peserta itu ditentukan pada satu tataran
dengan
derajat dimana mereka ingin tampil seperti yang diharapkan secara sosial.
c. Eror sementara
Muncul ketika peneliti sedang mengukur sebuah
sifat yang stabil pada suatu
poin tunggal
atau dalam merespon stimulus tunggal terdapat stimulus lain yang
mempengaruhi. Pada saat mengukur depresi, perwujudannya dipengaruhi
oleh suasana hati
d. Ketidapsepakatan antar
penilai
Dalam
penelitian konseling, para penilai seringkali digunakan. Perhatikan
sebuah
penelitian tentang perilaku antisosial anak-anak sekolah yang
melibatkan observasi-observasi
naturalistik terhadap perilaku anak-anak di dalam
latar sosial. Sekalipun para penilai perilaku anak-anak tersebut dilatih untuk
mengikuti suatu sistem pengkodean, beberapa varians pada penilaian
para pengamat
mungkin disebabkan oleh pengamatnya itu sendiri bukannya
perilaku tersebut.
e. Penyekoran dan Perekaman Error
Error dalam
penilaian dapat diciptakan oleh para peneliti melalui penyekoran dan
perekaman error, beberapa error diciptakan dalam suatu cara
tertentu dengan memanipulasi
data di dalam proses penyekoran dalam upaya mempersiapkan
data untuk analisis statistik. Kekeliruan-kekeliruan ini yang
berfungsi sebagai
kekeliruan respon acak mengaburkan varian skor sejati
f. Pembauran error
Kekeliruan-kekeliruan
yang telah disebutkan dapat dibaurkan/dicampurkan untuk
membentuk sebuah penilaian dengan reliabilitas yang bukan kepalang.
Perhatikan skenario
kasus terburuk: beberapa pengamat, masing-masing mengobservasi
seorang peserta, menilai suatu karakteristik hanya satu waktu
dalam
merespon pada sebuah stimulus tunggal yang menggunakan satu item,
instrumen tertulis, dan kemudian merekam respon tersebut, yang kemudian
akan dimasukkan ke dalam komputer.
g. Menginterpretasikan
Taksiran-taksiran Reliabilitas
Penentuan
reliabilitas sebuah instrumen penelitian melibatkan banyak pertimbangan,
antara lain:
1.
Setiap koefisien reliabilitas adalah suatu taksiran terhadap reliabilitas sejati,
dalam cara yang sama sebuah rata-rata dari sebuah sampel adalah sebuah
taksiran terhadap ratarata populasi tersebut.
2.
Reliabilitas merefleksikan varian yang disebabkan skorskor sejati,
namun
itu tidak mengindikasikan skor-skor sejati yang sedang diukur.
3.
Reliabilitas itu didasarkan pada skor-skor dan tidak pada instrumen dari
mana
skor itu diperoleh.
h. Menghitung taksiran-taksiran reliabilitas
Banyak
cara untuk menaksir reliabilitas skor-skor, masingmasingnya
peka
pada satu atau lebih kekeliruan. Jika berbagai item dari sebuah
instrumen itu
mengukur konstruk yang sama, maka skor-skor pada item- item
tersebut akan cenderung untuk bervariasi; yakni seseorang yang memiliki
sebuah tingkatan tinggi atas konstruk tersebut,
(misalnya, gelisah/cemas)
akan cenderung menjawab semua item tersebut dalam
satu arah, sementara seseorang yang memiliki sebuah tingkatan rendah
terhadap sebuah konstruk (misalnya, tidak gelisah) akan cenderung
menjawab
semua item dalam cara lain. Konsistensi internal merujuk pada homogenitas
dari item-item tersebut. Ketika skor-skor untuk berbagai item
itu tinggi,
konsistensi internal pun tinggi.
i. Efek Ketidakreliabelan Hubungan
antar Variabel
Instrumen-instrumen
harus menghasilkan ukuran-ukuran yang reliabel/ajeg agar
dapat bermanfaat dalam penelitian konseling. Perhatikan dua
konstruk, A dan B,
dan dua ukuran dari konstruk tersebut, X dan Y. Jika semua sumber
kekeliruan untuk kedua
konstruk ini setara sekitar 30%;
yakni, rxx = 0,70 dan
ryy= 0,70. Di dalam contoh ini,
peneliti mengklaim bahwa dua konstruk
hadir, dan bahwa
interpretasi-interpretasi dapat dibuat
mengenai konstruk- konstruk
itu dari variabelvariabel X dan
Y.
2)
Validitas
Dari banyak tipe validitas, tipe yang paling penting
untuk
tujuan
penelitian adalah validitas konstruk – tingkatan dimana skor-skor merefleksikan
konstruk yang diharapkan bukannya konstruk lain. Jelasnya, skor-skor yang tidak
ajeg (unreliable) tidak dapat memiliki validitas konstruk karena
skor-skor itu kebanyakan disebabkan kekeliruan acak (random error).
Skor-skor yang ajeg dapat merefleksikan satu atau lebih konstruk yang lain dari
pada konstruk yang dispesifikan. Secara khusus, skor-skor dapat cukup reliable
namun kurang validitas konstruk. Jika korelasi-korelasi yang diharapkan ditemukan,
maka validitas konvergen dikatakan muncul.
a) Analisis Faktor dan penggunaan Skala suatu
Instrumen
Analisis faktor digunakan untuk mengembangkan
skala-skala; melibatkan item-item analisis faktor bukannya variabel. Sejumlah
item itu tunduk dengan sebuah analisis faktor, item-item disegregasikan dengan pembebanan
pada faktor-faktor, deskriptor yang diberikan pada faktorfaktor, dan skor-skor
subskala itu dihitung berdasarkan segregasi.
Terdapat tiga permasalahan:
1) metode tersebut besifat teoretis dan dapat mengarah
pada faktorfaktor
yang memiliki
basis psikologis kecil dan disokong dengan data;
2) sekalipun jika analisis faktor menggunakan sebuah
metode yang menghasilkan
faktor-faktor independen, skor-skor subskala kemungkinan
akan berkorelasi
tinggi, karena item-item membebani
semua
faktor pada derajat tertentu;
3) reliabilitas dari item-item tunggal itu rendah,
sehingga hasil-hasil dari
analisis-analisis
faktor seri
b) Ukuran-ukuran Jamak
dari Sebuah Konstruk untuk Meningkatkan Validitas Konstruk
Penggunaan variabel-variabel terikat yang jamak itu
seringkali direkomendasikan. Tidak ada variabel yang dapat secara memadai mengoperasionalisasikan
sebuah konstruk karena beberapa varians dalam variabel ini disebabkan
konstruk-konstruk lain (varian spesifik) dan sebagian disebabkan oleh
kekeliruan.
c) Menghitung
Korelasi-korelasi Antar Konstruk yang tidak Dikecilkan oleh Ketidakreliabelan
Ketidakreliabelan mengecilkan ukuran-ukuran asosiasi,
seperti korelasi. Ukuran-ukuran jamak dari sebuah ukuran konstruk dapat digunakan
untuk mendeteksi hubunganhubungan antara konstruk-konstruk yang bersih/murni
dengan ketidakreliabelan/ ketidakajegan.
d) Menghilangkan variansi
metode
Validitas konstruk itu terikat pada penilaian-penilaian yang
menggunakan metode berbeda. Kemungkinan terjadi bahwa sesuatu dalam
instrumen-instrumen ini mempengaruhi respon-respon para peserta namun tidak berkaitan
baik dengan depresi maupun dengan kecemasan. Kemungkinan timbulnya variansi
adalah sifat sifat negatif atau suatu keadaan suasana hati (mood) yang
sementara yang dapat mempengaruhi respon-respon terhadap instrumen tersebut.
Variansi yang lazim pada semua ukuran yang menggunakan metode sama itu disebut
variansi metode.
e) Ukuran jamak – Pertimbangan
Akhir
1) Suatu operasi tunggal hampir selalu merepresentasikan
sebuah konstruk
secara
buruk.
2) Korelasi antara dua konstruk dikecilkan dengan
ketidakreliabelan
3) Ketidakreliabelan selalu membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi
efek-efek yang
nyata karena kekuatan statistik tereduksi.
4) Korelasi antara dua ukuran yang menggunakan metode
yang sama digembungkan
dengan variansi metode.
5) Jika dimungkinkan, ukuran-ukuran beragam yang menggunakan
metode jamak
hendaknya digunakan untuk mengoperasionalkan sebuah konstruk.
6) Interpretasi-interpretasi
harus dibuat pada tingkatan konstruk untuk membuat
simpulan secara tepat
f) Generalisabilitas
1) Validitas merupakan suatu properti skor-skor dan bukan
properti instrumen.
2) Tingkatan dimana variabel-variabel menghasilkan
skor-skor yang secara
memadai
merefleksikan sebuah konstruk itu tergantung pada tipe peserta
yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
3) Hubungan-hubungan yang diperlihatkan oleh pemodelan
persamaan struktural
itu hanya dapat digeneralisir pada orang-orang yang mirip dengan
mereka yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
3.
Reaktivitas
a)
Variabel terikat harus peka dengan karakteristik peserta, namun proses
penilaian itu sendiri tidak boleh mempengaruhi karakteristiknya secara langsung;
yakni, ukuran terikat harus mengindikasikan bagaimana peserta itu berfungsi
secara normal.
b)
Terkadang, sesuatu mengenai pemerolehan skor-skor yang kurang terikat mengubah
situasinya sehingga bacaan-bacaan ’yang keliru’ diperoleh.
c)
Variabel-variabel yang mempengaruhi karakteristik-karakteristik dari para
peserta yang berupaya diukur itu dikatakan reaktif.
4.
Pertimbangan Prosedural
Sejumlah isu prosedural harus dipertimbangkan ketika
memilih atau mendesain variabel terikat. Seringkali, waktu yang dipakai penilaian itu penting bagi kesuksesan
penelitian. Para peserta akan enggan untuk ikut penelitian yang menuntut waktu
yang panjang dalam menyelesaikan isian dan instrumen, atau jika mereka ikut pun
mereka mungkin memberi respon secara ceroboh pada item -itemnya (meningkatkan
variansi error), khususnya pada akhir dari sebuah periode penilaian yang
panjang.
Halo..halo numpang promosi
yah teman2 terkasih..aku pemilik blog ini lagi launching produk sepatu
terbaru kami diskon 50% all items...
Kelebihan
kami adalah saudara2 bisa memesan sesuai model sepatu yang sobat suka
(misalnya sobat sangat suka model sepatu artis yang harganya jutaan tapi
tdk ada uang untuk membelinya, nah sobat bisa pesan ke aku nanti akan
kami buatkan persis seperti pesanan sobat dengan tingkat kemiripan
hingga 99% :)
untuk selengkapnya boleh di lihat
dihalaman sebelah yah :)Promo Gila sepatu best quality diskon 50%
Baca Juga :
Memahami Masalah Berdasarkan Konsep
Perbedaan Penelitian Survey dan Penelitian Eksperimen