Pengertian
dan Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) - Halo
para sobat Shantycr7 yang baik hatinya :).,,semoga
dalam keadaan sehat selalu. Seperti yang uda pernah aku posting sebelumnya
mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kali ini aku mau coba ulas
lebih dalam mengenai pengertian atau hakikat dari PTK itu sendiri. Ya aku
memang bukan seorang peneliti yang uda bertahun-tahun terjun didunia
penelitian, tapi aku ingin mencoba mengulas mengenai peneltian yang berbeda
dari semua jenis peneltian ini. Kebetulan aku baru saja menyelesaikan skripsiku
dimana jenis peneltian yang kugunakan dalam peneltianku adalah PTK. Ada banyak
dan masih banyak yang salah kaprah dan belum mengerti mengenai PTK ini padahal
sebagian dari mereka mengambil keputusan untuk melakukannya. Contohnya ada
pernah teman ku yang saat kutanyakan pengertian PTK dia hanya bilang Penelitian
Tindakan Kelas hehehhe (ya iya lah itukan singkatannya). Ya ya ya aku bukannya
bongkar2 aib atau sok pintar atau menghina or whatever lah sobat, tapi alangkah
lebih baik jika kita tau ruang lingkup jenis peneltian yang kita gunakan itu,
ya setidaknya basicnya harus tau lah, aku pun saat ini masih sedang dalam
proses pembelajaran. Aku bukan ahli pendidikan masih mau dapat gelar sarjana
bulan 10 or 11 nanti kalo Tuhan mengizinkan. Tapi disini aku hanya ingin mengungkapkan
apa yang kutau aja yang kudapat sumbernya dari artikel dan pemikiran
orang-orang yang kuanalisa satu dengan yang lainnya, termasuk juga pendapat
para ahli dibidang PTK ini, jadi mohon koreksinya jika ada yang ingin
mengoreksi sesuai apa yang sobat tau, let’s learning together ;)
Kebanyakan universitas yang
notabene berorientasi pada ilmu keguruan atau yang berbau pendidikan di
Indonesia pastinya dalam menyusun skripsi/thesis menggunakan PTK bukan? Ya karena
umumnya PTK itu dirancang untuk ilmu pendidikan/pengajaran. Ini hanya sekedar
tulisan aja sobat bukan bermaksud untuk sok pintar atau menggurui apalagi
tulisanku ini ga mengikuti standar baku penulisan sesuai EYD hehhe (maklum ga
ada niat jadi penulis so i just write down just the way I do)
Well, PTK,,what is PTK?
PTK adalah suatu rancangan
penelitian yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dikelas yang biasanya dilakukan oleh guru. Guru berperan ganda disini yaitu
sebagai peneliti dan juga sebagai guru. Kenapa dikatakan sebagai peneliti? Ya
sobat sebagai peneliti karena nantinya guru yang melakukan PTK ini akan
menghasilkan suatu inovasi pembelajaran baru dalam bentuk karya ilmiah yang
berguna untuk memperbaiki mutu atau kualitas pembelajaran yang akan
dipublikasikan atau bisa membantu guru lain dalam hal yang sama atau akan
dijadikan pedoman untuk perbaikan mutu pendidikan. Dikatakan sebagai guru ya
karena dia harus menyelesaikan pembelajaran dalam kelas (dia ngajar gitu
sobat).
Seperti kata kunci diatas
PTK itu dirancang khusus untuk “memecahkan masalah” dalam proses pembelajaran. Maka
beberapa orang bertanya? “Nah san, kalo ga ada masalah berarti ga perlu donk
melakukan PTK?” oh no, then u wrong ! seorang “guru profesional” pasti akan
selalu bisa mencari celah disetiap proses pembelajaran yang dilakukannya
(kecuali buat mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan skripsi cukup masuk
akal karena mereka belum lama dilapangan, tapi itupun sebenarnya masih bisa
diselidiki).
Makanya sobat, kalau ada
guru yang bilang “ah, saya sama sekali tidak menemukan masalah dalam kelas yang
saya ajar, mereka semua pintar-pintar dan bisa sangat baik mengikuti
pembelajaran yang saya berikan”. Heloo !!!! who are u and with whom or with what
u compare it?? Jika anda seorang guru atau calon guru yang berpikiran atau
bergumam begitu maka bisa kupastikan anda “bukan guru profesional”. Seorang guru
profesional itu akan selalu mencoba untuk meningkatkan, meningkatkan dan terus
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelasnya, sesempurna apapun dia merasa
telah sukses dalam PBL itu. Nothing’s perfect (kecuali dia membandingkan
kualitas pembelajarannya dengan sekolah atau institusi lain yang lebih rendah,
ya iyalah lebih bagus dia), sedangkan guru di harvard medical school aja belum
puas dengan pembelajaran yang dilakukannya dan mereka terus berusaha
memperbaiki kualitas PBL tempat mereka belajar.
Berbicara tentang PTK nih
sobat atau CAR (Classroom Action Research) belakangan ini, penelitian ini
dinegara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia dan Canada uda
berkembang dengan pesat. Para ahli penelitian di Negara-negara itu menaruh
perhatian yang sangat besar terhadap penelitian tindakan kelas. Yah seperti
kita tau sobat education is very important di negara-negara maju sana, karena
dalam dunia pendidikan inilah karakter seseorang dibentuk sedemikian rupa. Faktor
penyebabnya lainnya menurut Muhammad Asrori (2007) adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan profesional guru
dalam proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli
penelitian Mc. Niff dalam M. Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan
perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan
diatas sobat, berarti muncul pertanyaan, PTK itu harus dilakukan ditiap sekolah
donk San??? Yups, exactly ! PTK itu seharusnya dilakukan oleh guru-guru atau
tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelas. Nah,
pertanyaanku, apakah kalian/Bapak/Ibu pernah melihat itu terjadi, atau jika
anda seorang guru, apakah hal itu pernah Bapak/Ibu lakukan?? Tentu saja jawaban
yang kita harapkan adalah “Ya” but pada kenyataannya, hal itu sangat amat
jarang dilakukan. Aku sendiri sudah hampir 16 tahun bergelut dalam dunia
pendidikan belum pernah menemukan seorang guru yang mencoba untuk melakukan PTK.
Yah setelah kuselidiki alasannya memang cukup masuk akal, masalah “dana”. “Emangnya
itu ga makan dana, gaji aja pas-pasan boro-boro buang-buang waktu buat begituan”
celoteh seorang guru muda padaku ketika kutanya dan berbincang mengenai hal
ini. Well, itulah kelemahan dinegara kita ini, dana, sarana dan prasarana belum
cukup memadai beda dengan diluar sana makanya penelitian disana berkembang
pesat dan banyak menghasilkan jurnal-jurnal yang bermanfaat. (aku pribadi ga
menyalahkan sih, namun miris melihatnya). Mudah-mudahan nanti aku menjadi seorang
tenaga pendidik yang profesional bisa berguna untuk negara tercinta
ini,,,hehe,, amin. Lebih miris lagi sobat ketika kutanyakan hal ini pada
seorang guru SD disalah satu kecamatan di daerahku, beliau menyatakan ga
mengerti sama sekali dengan PTK (OMG). Padahal beliau mungkin uda berumur
50-an.
Back to the main topic, kita
menilik dulu pengertian PTK menurut para pakar PTK.
1. Menurut pakar PTK Indo yang bukunya uda
bertebaran dimana-mana hehhe siapa lagi yang paling terkenal kalo bukan
Arikunto, ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian,
tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan
penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan
wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.
2. Hopkins (1993) : PTK
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku
tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam
melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik
pembelajaran.
3. Kemmis (1998): Action
research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a
social (including educational) situation in order to improve the rationality
and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their
understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are
carried out.
4. Tim PGSM (1999) : PTK
sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Jadi singkatnya sobat, PTK
itu merupakan penelitian yang bersifat reparative. Artinya, penelitian yang
dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil
yang maksimal.
Oya perlu dipertegas dalam
penelitian ini adalah makna “Kelas” itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari kelas
sering diartikan sebagai ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar.
Pemaknaan kelas seperti ini sebenarnya salah karena terlalu membatasi proses
pembelajaran dalam ruang tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran
kelas adalah sebagai kelompok peserta didik yang sedang belajar, bukan hanya
ruang kelas aja. Dengan pemaknaan
seperti itu siswa belajar tidak hanya terbatas pada ruang kelas aja, tapi juga
termasuk saat mengadakan praktik di laboratorium, membaca buku di perpustakaan,
melakukan praktikum di bengkel kerja, atau berkarya wisata ke tempat-tempat
peninggalan sejarah. Oleh karena itu Suharsimi (2007:3), mengatakan bahwa
penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di lapangan, di
perpustakaan, bengkel kerja atau tempat kunjungan studi; yang penting di tempat
itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar hal yang sama dari guru atau
fasilitator yang sama.
Sekarang mari kita lihat permusan masalah PTK itu sendiri
(M.Adnan Latief, 2009)
Karena tujuan PTK meliputi
dua hal (a) penyelesaian masalah pembelajaran di kelas dan (2) strategi
pembelajaran yang akan dikembangkan sebagai karya ilmiah inofatif untuk
disebarluaskan kepada khalayak guru, rumusan masalah penelitian tindakan kelas
harus mengakomodasi ke dua aspek tersebut.
Beberapa ahli menyatakan
bahwa rumusan masalah PTK harus menonjolkan (topicalization) aspek penyelesaian
masalahnya, sementara yang lain harus menonjolkan aspek pengembangan
strateginya. Kelompok pertama yang lebih
mengedepankan pemecahan masalah pembelajaran dalam rumusan masalah
penelitiannya tidak melihat PTK sebagai penelitian yang mengembangkan sebuah
strategi pembelajaran, sehingga tidak setuju mengedepankan pengembangan
strategi pembelajaran. Bagi kelompok ini yang utama adalah menyelesaikan
masalah. Kelemahan pemahaman ini adalah kemungkinan diabaikannya produk
penelitian yang berupa karya ilmiah inofatif strategi pembelajaran yang bisa
disebarluaskan ke khalayak guru bidang studi yang sama.
Sementara kelompok yang
mengedepankan pengembangan strategi pembelajaran inofatif beranggapan bahwa PTK
dilatar belakangi oleh masalah pembelajaran yang ingin dipecahkan atau oleh
tujuan untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran dikelasnya. Dengan kata
lain, penyelesaian masalah atau peningkatan kualitas pembelajaran ditempatkan
sebagai dasar/alasan untuk melakukan PTK yang akan menghasilkan sebuah strategi
pembelajaran inofatif. Karena ukuran (criteria of success) kualitas strategi pembelajaran
yang dikembangkan (dengan tahapan dirumuskan, dicobakan, dievaluasi, kemudian
direvisi untuk dicoba lagi pada siklus berikutnya) adalah penyelesaian masalah
atau peningkatan kualitas pembelajaran yang telah ditargetkan, maka kelompok
ini melihat bahwa yang diutamakan dalam PTK adalah produk strategi pembelajaran
inofatifnya dengan tanpa mengabaikan pemecahan masalah atau peningkatan
kualitas pembelajarannya.
Trus gimana dengan Perumusan
Tujuan PTK?
Sebagaimana perumusan
masalah PTK, perumusan tujuan PTK yang benar tentunya juga harus menagandung
dua unsur tersebut, yaitu masalah yang akan dipecahkan dan strategi yang akan
dikembangkan untuk memecahkan masalah tersebut. Apapaun rumusannya asal isinya
meliputi dua unsur tersebut bisa dianggap benar, atau apapun rumusan tujuannya,
bila tidak lengkap berisi dua unsur tersebut, rumusan tujuan PTK tersebut salah.
Well, mari kita memasuki
tahap atau Proses PTK itu
sendiri.,,.berikut ulasannya (M.Adnan Latief, 2009)
Proses PTK dimulai dengan
identifikasi masalah pembelajaran yang ditemui di kelas oleh guru yang akan
melakukan PTK. Tidak ada guru yang tidak memiliki masalah pembelajaran di
kelasnya. Yang dimaksud masalah pembelajaran.adalah situasi pembelajaran dan
atau hasil pembelajaran yang masih bisa ditingkatkan. Guru professional selalu
mencari cara untuk melaksanakan praktek pembelajaran yang lebih baik dari yang
sudah diusahakan. Sebaliknya guru yang tidak profesional merasa tidak perlu
lagi mengupayakan peningkatan kualitas pembelajarannya karena dia merasa masih
banyak praktek pembelajaran oleh guru lain yang belum sebaik yang dia
laksanakan. Guru yang tidak professional semacam ini tidak pernah merasa ada
masalah dalam praktek pembelajaran yang dia laksanakan. Sebaliknya guru yang professional selalu melihat banyak masalah
yang bisa diselesaikan untuk meningkatkan kualitas praktek pembalajaran.
Tentunya tidak semua masalah akan diselesaikan sekaligus, beberapa masalah saja
yang dipilih sebagai prioritas untuk diselesaikan lebih dulu. Masalah inilah
yang diangkat sebagai dasar melaksanakan PTK.
Tahap berikutnya adalah
mencari alternatif strategi pembelajaran yang paling cocok untuk mengatasi masalah
yang telah dipilih melalui kajian sumber pustaka atau diskusi dengan
sejawat. Peneliti harus bisa menjelaskan
bahwa strategi yang dipilih bisa menyelesaikan masalah yang akan dipecahkan. Ukuran terselesaikannya masalah melalui
strategi yang dipilih itu nantinya akan digunakan sebagai criteria of success,
yang menentukan apakah strategi tersebut masih harus dimodifikasi lagi atau
dianggap sudah baik. Strategi tersebut
kemudian harus dirumuskan dalam skenario pembelajaran yang berisi
langkah-langkah pembelajaran, dilengkapi dengan bahan ajar dan media
pembelajaran yang relevan. Penyiapan strategi ini disebut dengan tahap
perencanaan (tahap pertama).
Tahap kedua adalah
mengimplemantasikan skenario pembelajaran yang telah disiapkan. Sebelum
melaksanakan pembelajaran, peneliti harus berlatih menguasai skenario
pembelajaran yang telah disiapkan sehingga pada saat implementasi, kegiatan
pembelajaran sudah bisa diamati untuk melihat tingkat keberhasilannya. Apabila
ternyata dalam pelaksanaan pembelajaran, skenario pembelajaran yang telah
disiapkan tidak diikuti dengan baik, maka pembelajaran tersebut belum bisa
diamati untuk dievaluasi tingkat keberhasilanya.
Tahap ketiga adalah
pengamatan. Pada tahap ini kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan
sebelumnya diamati untuk dilihat tingkat keberhasilannya. Tujuan pengamatan
adalah untuk mengumpulkan data yang menjadi indikator dampak dari implementasi
strategi yang telah direncanakan, untuk menentukan seberapa jauh strategi yang
diimplementasikan telah mampu menyelesaikan masalah seperti yang telah
ditentukan dalam criteria of success.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini bukan yang terkait dengan indikator
kesesuaian antara skenario pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran, karena
kesesuaian ini sudah harus dijamin tidak berbeda. Sekali lagi kalau masih ada
perbedaan, maka pelaksanaan pembelajaran belum bisa diamati, karena pengamatan
hanya untuk melihat dampak dari strategi pembelajaran yang telah sesuai dengan
skenarionya. Checklist untuk kegiatan guru dan siswa, seperti yang banyak
dilakukan oleh mahasiswa yang sedang melakukan PTK untuk kepentingan tesisnya,
tidak dipakai untuk mengamati keberhasilan strategi pembelajaran, tetapi
dipakai pada saat latihan sebelum memulai implementasi yang sesungguhnya.
Tahap keempat adalah
refleksi. Pada tahap ini, data yang telah terkumpul pada tahap pengamatan
dianalisis, untuk disimpulkan, kemudian dibandingkan dengan criteria of
success. Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa target criteria of success
telah tercapai, maka strategi tersebut telah terbukti mampu menyelesaikan
masalah yang sedang dipecahkan.
Penelitian dilanjutkan dengan melaporkan hasil penelitian yang berupa
tesis atau artikel ilmiah dan menuliskan secara lebih detail (sebagai panduan)
bagi orang lain bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut di tempat lain
yang memiliki masalah yang sama. Tetapi
apabila target belum tercapai, peneliti harus mempelajari kembali strategi
tersebut, untuk menentukan bagian mana dari strategi tersebut yang harus
dimodifikasi, untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya.
Nah sobat Shantycr7, pertanyaan
yang sering timbul dalam PTK ini adalah, “Apa PTK itu memang harus dilaksanakan
2 siklus, karena kebanyakan memang karya ilmiah PTK itu dilaksanakan dalam 2
siklus?” jawabannya “Of course NOT”. Uda tau donk 4 tahap dalam siklus PTK yang
Planning (perencanaan) sampai Reflecting (refleksi)??? Kalo belum liat
dipostinganku sebelah. Nah, PTK itu ga musti dilaksanakan 2 siklus, bisa 1-4
siklus, itu tergantung dari ketercapaian “kriteria sukses yang digunakan oleh
sipeneliti atau dengan kata lain tergantung dari indikator kesuksesan
penelitian yang dilakukan. Misalnya nih ya, dalam skripsiku, kriteria
kesuksesan penelitian siklus 1 ku itu adalah tercapai nilai belajar siswa
sesuai KKM secara individu an keseluruhan serta aktivitas belajar diatas 70%
(aku memakai dua variabel bebas ini). Nah kalaulah penelitian siklus 1 ku hasil
belajar dan aktivitas siswa sudah sesuai dengan “kriteria sukses” tadi, yo wes
the study should be ended.
Nah kalo ternyata,
gagal-gagal terus acem? Ya lanjutin terus (biasanya sampai 4 siklus) dan kalo
uda coba dan ternyata belum tercapai juga ada yang salah tuh sama model mungkin
atau lesson plannya, itu makanya perlu dikaji dan dikaji lagi terus.
Oya ada lagi dalam PTK ini
pertanyaan sering muncul mengenai rancangan kualitatif dan kuantitatif. Bagaimana
ini?
Well, penentuan rancangan
penelitian kuantitatif atau kualitatif tergantung pada jenis data yang
menggambarkan variabel yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitiannya.
Kalo data yang menjadi indikator variabelnya bisa digambarkan/dihitung dengan
angka dan oleh karena itu untuk analisisnya bisa digunakan formula statistik,
maka penelitian tersebut menggunakan rancangan kuantitatif. Sebaliknya bila
data yang menggambarkan variabelnya tidak bisa digambarkan dengan angka, dan
oleh karena itu untuk analisisnya tidak bisa digunakan formula statistik, maka
penelitian tersebut menggunakan rancangan kualitatif.
Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, data dalam PTK digunakan sebagai indikator pencapaian criteria of
success. Criteria of success untuk PTK ada yang melibatkan variabel yang bisa
digambarkan dengan angka (seperti prestasi hasil belajar yang bisa digambarkan
dengan skor yang berupa angka) dan ada pula yang melibatkan variabel yang tidak
bisa digambarkan dengan angka tetapi dengan deskripsi (seperti suasana kelas,
kerjasama antar peserta didik, kemandirian belajar peserta didik).
Kalau satu PTK melibatkan
beberapa variabel (ada yang indikatornya berupa angka dan ada juga yang
indikatornya berupa deskripsi) maka PTK tersebut menggunakan dua rancangan
sekaligus, yaitu rancangan kuantitatif (untuk mengumpulkan dan menganalisis
data yang berupa angka) dan rancangan kualitatif (untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang digambarkan dengan deskripsi). Jadi PTK bisa dimasukkan
kedalam rancangan kuantitatif sekaligus kualitatif, atau sebaliknya PTK tidak
bisa dimasukkan ke dalam rancangan kuantitatif (karena melibatkan data yang
tidak bisa dianalisis dengan statistik), atau tidak bisa dimasukkan ke dalam
rancangan kualitatif (karena melibatkan data yang analisisnya harus menggunakan
formula statistk). So, jangan diambil
pusing apakah akan memasukkan PTK ke dalam rancangan kuantitatif atau rancangan
kualitatif, bilang aja PTK memiliki ciri khas yang berbeda dari jenis
penelitian lainnya, yaitu menggunakan rancangan penelitian sesuai dengan
keperluannya.
Demikian sobat yang dapat
kuungkapkan sesuai dengan yang saya tau, i don’t mean to judge, jadi kalo ada
tambahan atau sanggahan mari kita diskusikan :).,.,
Thx