Pengen tau tentang akuntansi piutang itu seperti apa???
lagi nyari bahan untuk materi mata pelajaran atau mata kuliah yah??
wah tepat banget nih ini dia tempatnya,.,,
artikel ini membahas secara simpel n ringkas tapi lengkap tentang akuntansi piutang :)
cekidot sobat Shantycr7 !
BAB I
PENDAHULUAN
Piutang dalam suatu lingkup usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Piutang terjadi sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Pemberian jangka waktu kepada pelanggan untuk melunasi kewajibannya merupakan kebijakan tersendiri dari setiap perusahaan.
Pemberian kelonggaran pembayaran kewajiban kepada pelanggan ini dapat menguntungkan dan merugikan perusahaan. Pemberian piutang akan meningkatkan aktivitas dalam suatu perusahaan karena pelanggan diberikan kemudahan atau keringanan dalam membayar kewajibannya kendati sudah mendapatkan barang atau sudah menikmati jasanya. Pemberian piutang ini bisa juga semakin memperbanyak cakupan bisnis suatu perusahaan.
Namun disisi lain piutang dapat menimbulakam kerugian. Hal ini berkaitan dengan ketidakpastian dalam pembayaran piutang. Piutang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena untuk masa kedepan akan ada kemungkinan debitur tidak sanggup membayar kewajibannya.
Oleh karena itu dalam memberikan piutang kepada pelanggan perusahaan juga harus mempunyai bebarapa pertimbangan tersendiri. Selain itu perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk membuat penyisihan jika terjadi kemungkinan debitur tidak sanggup untuk membayar utangnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan seringkali memberikan kelonggaran kepada konsumen terkait dengan penjualan, kelonggaran tersebut antara lain dapat berupa pemberian jangka waktu pembayaran kepada pelanggan untuk membayar barang dan jasa yang sudah dibeli.
Piutang adalah semua tagihan kepada seseorang atau badan usaha atau kepada pihak lainnya dalam satuan uang, yang timbul dari transaksi masa lalu. Piutang akan diakui pada saat barang dijual atau pada saat jasa diserahkan. Piutang merupakan bagian salah satu bagian penting perusahaan dan tergolong sebagai aktiva lancar (jika pembayarannya akan dilakukan kurang dari satu tahun). Piutang dapat terjadi sebagai akibat dari adanya penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang merupakan klaim penjual sebesar jumlah yang ditransaksikan . setiap transaksi mencakup dua pihak :
- Kreditor, yang menjual sesuatu dan mendapatkan piutang (aktiva)
- Debitor, yang melakukan pembelian dan mempunyai hutang.
Penjualan barang dan jasa secara kredit yang menimbulkan piutang mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari adanya penjualan barang dan jasa secara kredit yang menimbulkan piutang ini antara lain dapat meningkatkan pendapatan dan laba (profit) dengan melakukan penjualan kecakupan pelanggan yang lebih luas. Sedangkan kerugiannya yakni perusahaan tidak akan memperoleh pembayaran dari beberapa pelanggan dan hal itu menimbulkan beban. Beban itu disebut beban piutang tak tertagih, beban piutang ragu-ragu atau beban kredit macet.
Klasifikasi Piutang
a. Piutang dagang dan Piutang Usaha (Account receivable)
Piutang dagang atau piutang usaha adalah jenis piutang yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, sesuai dengan tujuan utama didirikannya perusahaan tersebut. Piutang dagang ditetapkan sebesar nilai realisasi untuk ditagih. Maka dalam neraca, piutang dagang disajikan sebesar nilai bersihnya. Untuk menghitung besarnya piutang dalam neraca maka terlebih dahulu menghitung besarnya penjualan kredit, besarnya potongan penjualan dan return penjualan dalam satu periode. Penjualan kredit akan dikurangi dengan potongan penjualan dan return penjualan maka akan didapat nilai nominal piutang pada tanggal pembuatan neraca. Dari nilai nominal kemudian akan ditentukan besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih (penyisihan piutang ragu-ragu). Jumlah piutang yang tidak dapat ditagih akan mengurangi nilai nominal piutang, sehingga diperoleh nilai bersih piutang.
Return penjualan bersifat mengurangi piutang. Return penjualan terjadi apabila penjual menerima kembali sebagian/seluruh barang yang dijual kepada pembeli. Maka jika penjualan dilakukan dengan kredit, return penjualan akan mengurangi piutang sedangkan jika penjualan dilakukan dengan tunai akan mengurangi kas atau menimbulkan piutang.
Potongan penjualan diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan atau konsumen didasarkan pada beberapa alasan. Antara lain pelanggan membeli dalam jumlah yang banyak atau pelanggan membayar piutang pada jangka waktu yang ditentukan oleh pihak penjual.
Resiko dari penjualan kredit adalah adanya kemungkinan pelanggan tidak dapat membayar piutang pada jangka waktu yang sudah ditentukan atau bahkan pelanggan tidak dapat membayar utangnya.resiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat ditagih memang sulit untuk dihindari walaupun perusahaan menerapkan sistem penagihan yang efektif. Oleh karena itu diperlukan adanya cadangan penghapusan piutang. Metode akuntansi yang dapat digunakan untuk piutang tak tertagih adalah :
- Metode penyisihan (allowance method) yaitu penetapan kerugian piutang dengan cara membuat penyisihan dimuka atas jumlah yang kemungkinan tidak dapat ditagih.
- Metode penghapusan langsung (direct write-off method) atau metode pembebanan langsung yakni suatu metode penetapan kerugian piutang yang dilakukan apabila telah dapat ditetapkan bahwa piutang dapat dipastikan tidak dapat ditagih.
Penyisihan Piutang Diragukan
Perusahaan yang menetapkan kerugian piutang dengan metode penyisihan pada akhir periode harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencatat besarnya penyisihan piutang diragukan adalah sebagai berikut :
1. Penyisihan piutang diragukan ditetapkan sebesar persentase tertentu dari saldo piutang.
Penyisihan piutang dihitung dengan cara mengalikan saldo piutang pada akhir periode dengan persentase tertentu (telah ditentukan) kemudian dikurangi dengan saldo penyisihan piutang yang telah ada.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2012 perkiraan saldo piutang sebesar Rp 10.000.000. kerugian ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang. Penyisihan piutang yang telah ada sebesar Rp 50.000
Maka :
Penyisihan piutang yang ditetapkan pada
31 desember 2012 = 2% x 10.000.000 = 200.000
Penyisihan piutang yang telah ada = 50.000
Kerugian piutang = 150.000
Jurnal penyesuaian pada 31 desember 2012
Kerugian piutang Rp 75.000
Penyisihan piutang diragukan Rp 75.000
2. Penyisihan piutang diragukan dinaikkan dengan persentase tertentu dari saldo piutang. Dengan menggunakan metode ini maka kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan saldo piutang dengan persentase tertentu (telah ditetapkan) tanpa memperhatikan berapa besarnya penyisihan piutang yang telah ada. Saldo penyisihan piutang dihitung dengan cara menambahkan penyisihan piutang yang telah ada dengan kerugian yang dihitung.
Maka dengan contoh soal yang sama dapat dapat dihitung :
Penyisihan piutang yang telah ada = 50.000
Kerugian piutang 2% x 10.000.000 = 200.000
Penyisihan piutang pada 31 Desember 2012 250.000
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2012
Kerugian piutang Rp 100.000
Penyisihan piutang diragukan Rp 100.000
3. Penyisihan piutang diragukan dinaikkan sampai jumlah tertentu yang dihitung dengan menganalisis umur piutang.
Dengan menggunakan metode ini diperlukan adanya penetapan saldo piutang yang dikelompokkan menurut lama (umur) lewat jatuh tempo. Dasar pemikiran dalam piutang adalah jika suatu piutang sudah melewati saat jatuh tempo, maka bisa timbul resiko tidak bisa ditagih dan makin jauh dari tanggal jatuh tempo maka makin besar resiko piutang tersebut tidak dapat ditagih. Dari masing-masing kelompok umur maka akan ditentukan persentase kerugian. Besarnya penyisihan akan ditetapkan dengan menghitung hasil perkalian antara persentase kerugian dari masing-masing kelompok dikalikan jumlah piutang masing-masing kelompok umur. Selanjutnya, besar kerugian dihitung dengan jumlah penyisihan piutang akhir periode (hasil perhitungan di atas) dikurangi saldo (menurut buku) penyisihan piutang.
4. Penyisihan piutang diragukan dinaikkan dengan persentase tertentu dari jumlah penjualan.
Dengan menggunakan metode ini kerugian akan dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Karena yang menimbulkan piutang adalah penjualan kredit maka persentase dihitung berdasarkan penjualan kredit. Namun, apabila perbandingan antara penjualan tunai dan kredit dari waktu ke waktu menunjukkan angka yang konsisten, persentase besarnya kerugian piutang juga dapat dihitung atas dasar total penjualan.
Contoh : berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu 0,5% dari jumlah penjualan kredit sebesar Rp 10.000.000, maka kerugian piutang untuk tahun tersebut adalah 0,5% x 10.000.000 = 50.000
Maka jurnal penyesuaian :
Kerugian piutang Rp 50.000
Penyisihan piutang diragukan Rp 50.000
Penghapusan piutang akan dilakukan apabila ternyata piutang yang telah disisihkan tersebut benar-benar tidak dapat ditagih.beberapa kemungkinan yang menyebabkan piutang tidak dapat ditagih antara lain debitur yang tidak mampu membayar atau alasan lainnya. Maka jumlah piutang yang tidak dapat ditagih harus dikeluarkan dari perkiraan piutang. Penghapusan piutang merupakan realisasi dari kerugian piutang karena sebelumnya sudah dilakukan penyisihan piutang.
Contoh :
1 januari 2013 dari 1.000.000 sebesar 400.000 dihapuskan karena debitur dinyatakan bangkrut.
Maka jurnal :
Penyisihan piutang diragukan Rp 400.000
Piutang dagang Rp 400.000
Adakalanya debitur kembali membayar piutang yang sudah dihapuskan, jika debitur langsung membayar, penerimaan uang dari piutang telah dihapuskan dapat dijurnal sebagai berikut :
Kas Rp xxx
Penyisihan piutang diragukan Rp xxx
Apabila piutang yang dihapus tersebut dinyaakan akan dibayar oleh debitur tetapi realisasi pembayaran belum diterima maka akan dijurnal :
Piutang dagang Rp xxx
Penyisihan piutang diragukan Rp xxx
Setelah direalisasikan maka dijurnal :
Kas Rp xxx
Piutang dagang Rp xxx
Metode Penghapusan Langsung
Metode penghapusan langsung pada piutang biasanya pada perusahaan kecil atau perusahaan yang mengalami kesulitan dalam menaksir kerugian. Apabila perusahaan mengakui adanya kerugian piutang karena tidak dapat ditagih dengan menggunakan metode penghapusan langsung pencatatan akan dilakukan setelah ada kepastian bahwa piutang benar-benar tidak dapat ditagih.
Contoh:
Pada tanggal 1 April 2013 perusahaan A yang mempunyai piutang sebesar Rp 1.000.000 terhadap perusahaan B dinyatakan bangkrut. Maka pada tanggal tersebut jurnal yang dibuat untuk penghapusan piutangnya adalah sebagai berikut :
Kerugian piutang Rp 1.000.0000
Piutang dagang rp 1.000.000
Jika kemudian perusahaan A berniat ingin membayar utangnya, maka jurnal yang dibuat :
Piutang dagang Rp 1.000.000
Kerugian piutang Rp 1.000.000
PIUTANG WESEL
Piutang wesel merupakan janji atau kesanggupan tertulis tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu yang nilainya tercantum dalam surat wesel tersebut, pada tanggal yang telah ditetapkan. Piutang wesel merupakan bentuk yang lebih formal dari piutang dagang. Debitor menandatangani wesel bayar (promissory notes) sebagai bukti utang. Istilah khusus yang digunakan dalam istilah piutang wesel adalah :
- Wesel bayar (promisory notes) : janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dimasa mendatang.
- Pembuat wesel bayar (debitor): pihak yang menandatangani wesel dan berjanji untuk membayar jumlah yang dijanjikan; pembuat wesel adalah debitornya.
- Penerima pembayaran wesel bayar (kreditor): pihak kepada siapa sipembuat wesel bayar berjanji untuk melakukan pembayaran dimasa mendatang; penerima pembyaran wesel bayar adalah kreditornya.
- Jumlah pokok atau pinjaman pokok. Jumlah yang dipinjam oleh penerima pembayaran atau jumlah yang dipinjamkan kepada pembuat wesel.
- Bunga : pendapatan untuk penerima pembayaran untuk peminjaman uang, beban bagi debitor.
- Periode bunga : periode waktu penghitungan bunga. Berlangsung dari tanggal awal hingga tanggal jatuh tempo. Disebut juga jangka wesel, atau cukup disebut masa.
- Tingkat bunga: persentase tingkat bunga yang ditentukan dalam wesel. Tingkat bunga hampir selalu dinyatakan dalam periode satu tahun.
- Tanggal jatuh tempo : tanggal tiba waktunya pembayaran akhir weselnya.
- Nilai jatuh tempo :total dari jumlah pinjaman pokok ditambah bungan pada saat jatuh tempo.
Jika pembuat perjanjian wesel tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo, pembuat perjanjian disebut mengingkari (dishonour) atau gagal bayar (default on) terhadap weselnya. Karena termin persyaratan dalam wesel telah kadaluarsa, perjanjian wesel sudah tidak lagi berlaku. Namun pihak penerima pembayaran wesel (payee) masih memiliki klaim terhadap debitornya.
Piutang yang diperkuat dengan promes disebut wesel tagih, wesel tagih pada umumnya dipakai untuk kredit-kredit yang jangka waktunya lebih dari 40 hari tetapi merupakan piutang jangka pendek.
Ada dua macam wesel yakni wesel berbunga dan wesel tidak berbunga. Wesel berbunga adalah wesel yang memperhitungkan bunga, yang dihitung dari tanggal dikeluarkan wesel sampai dengan tanggal jatuh tempo. Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tanpa memperhitungkan bunga. Keuntungan dari wesel tagih ini adalah wesel tagih mempunyai kekuatan hukum yang lebih pasti dibandingkan dengan piutang dagang dan wesel dapat diperjualbelikan.
Piutang dagang dapat diubah menjadi piutang wesel bila yang berpiutang menarik wesel dan disetujui oleh yang berutang. Atau pihak yang berutang (debitur) memberikan kesanggupan membayar secara formal sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu. Piutang wesel dicatat sebesar nilai nominalnya bukan sebesar nilai jatuh temponya. Untuk wesel tidak berbunga nilai jatuh tempo sama dengan nilai nominalnya sedangkan untuk wesel berbunga nilai jatuh tempo sama dengan jumlah nominal ditambah bunganya.
Contoh transaksi wesel tagih :
Pada tanggal 31 Mei 2012 PT Maysi menjual barang dagangan kepada PT Naluga sebesar Rp 500.000 per tanggal tersebut. PT Naluga memberikan kesanggupan membayar pembelian barang tersebut dalam bentuk promes. Jatuh tempo promes (wesel tagih) pada tanggal 29 Agustus 2012, dengan bunga 12% per tahun.
Maka :
Wesel dalam transaksi tersebut tergolong wesel berbunga,maka jurnal yang dibuat PT Maysi pada tanggal 31 Mei 2012 adalah
Piutang Wesel Rp 500.000
nab
penjualan Rp 500.000
Sebelum menentukan besarnya bunga maka terlebih dahulu menentukan besarnya hari bunga. Hari bunga dihitung dari tanggal terjadi transaksi wesel sampai dengan tanggal jatuh temponya. Dalam perhitungan bunga hari dihitung menurut umur bulan sebenarnya dan satu tahun lazim dihitung 360 hari. Maka rumus untuk penghitungan wesel adalah :
Dalam laporan keuangan perkiraan pendapatan bunga masih harus diterima masuk dalam pos neraca dan perkiraan pendapatan bunga masuk dalam pos laba rugi.
Salah satu keuntungan wesel tagi adalah wesel tagih dapat diuangkan tanpa menunggu saat jatuh tempo. Dengan kata lain wesel tagih dapat dijual kepada pihak lain atau dipakai sebagai jaminan untuk meminjang uang. Atau dengan kata lain yang memegang wesel tagi dapat menggunakan wesel tagih sebagai jaminan untuk meminjam uang ke bank. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan selama jangka waktu diskonto.
Dengan menggunakan transaksi PT Maysi maka perhitungan untuk bunga diskonto :
- Wesel berbunga
Nilai jatuh tempo tanggal 29 Agustus 2013 = Rp 515.000
Bunga diskonto 30/360 x 12%x Rp 515.000 = Rp 5.150
Jurnal yang dilakukan PT Maysi pada saat pendiskontoan wesel tagih pada tanggal 30 juli 2012 :
Kas Rp 509.850
Piutang wesel didiskontokan Rp 500.000
Pendapatan bunga Rp 9.850
- Wesel tidak berbunga
Nilai jatuh tempo wesel Rp 500.000
Bunga diskonto 30/360x12%Rp 500.000 Rp 5.000
Hasil pendiskontoan wesel tagih Rp 495.000
Jurnal yang dilakukan oleh PT Maysi pada saat pendiskontoan wesel tagih pada tanggal 30 Juli 2013 :
Kas Rp 495.000
Biaya bunga Rp 5.000
Piutang wesel didiskontokan Rp 500.000
Wesel jatuh tempo merupakan wesel yang sudah waktunya dilunasi. Pada saat tanggal jatuh tempo ada kemungkinan wesel dilunasi (dibayar) tetapi mungkin pula pihak yang bersangkutan tidak membayar. Pencatatan yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo perlu memperhatikan juga apakah wesel masih dipegang sendiri atau sudah didiskontokan
Dengan menggunakan transaksi PT Maysi, maka pencatatan yang dilakukan oleh PT Maysi saat PT Naluga melunasi adalah :
Wesel berbunga
Kas Rp 515.000
Piutang wesel Rp 500.000
Pendapatan bunga Rp 15.000
Wesel tidak berbunga
Kas Rp 500.000
Piutang wesel Rp 500.000
Jika pada tanggal jatuh tempo PT Naluga tidak melunasi wesel tagihnya maka piutang wesel akan beralih menjadi piutang dagang. Segala biaya yang dikeluarkan terkait dengan pengurusan dibebankan kepada debitur. Jika semua usaha telah dilakukan untuk menagih piutang wesel tetapi tidak dapat ditagih maka piutang ini akan dihapus dan dicatat sebagai rugi.
Piutang Lain-lain
Piutang ini merupakan piutang yang tidak termasuk kedalam piutang dagang atau usaha dan piutang wesel. Artinya piutang lain-lain tidak timbul karena penjualan barang dan jasa serta bukan pula karena kesanggupan formal dari penerima kredit untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu.
Yang termasuk piutang lain-lain adalah:
1. Tuntutan (klaim) kepada pihak lain akibat peristiwa tertentu (klaim asuransi, klaim akibat hilangnya barang, klaim kepada pegawai akibat kesalahannya)
2. Piutang pendapatan (deviden, bunga, sewa)
3. Piutang kepada pegawai, karena perusahaan memberikan pinjaman kepada pegawai.
4. Persekot dalam kontrak pembelian.
5. Klaim terhadap restitusi pajak
BAB III
KESIMPULAN
Piutang merupakan tagihan kepada seseorang aatu badan dalam satuan uang sebagai akibat dari transaksi penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Adapun klasifikasi piutang yakni piutang dagang atau usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.
Piutang dagang atau usaha merupakan piutang yang timbul berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan. Penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan kredit akan menimbulkan piutang dagang. Piutang wesel merupakan piutang yang didasari atas kesanggupan tertulis dari debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu atas permintaan pada tanggal yang telah ditetapkan. Piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul yang tidak berkaitan dengan aktivitas utama atau aktivitas operasional perusahaan dan tidak menggunakan pernyataan tertulis dalam pembayarannya.