Hello sobat Shantycr7 yang ganteng n cantik :)
salam hangat dari Admin :)
salam hangat dari Admin :)
Setelah kamren aku bahas tentang Akuntansi Piutang (klik aja untuk baca), nah postingan kali ini aku akan bahas tentang Akuntansi Persediaan yang mana postingan ini akan membantu sobat Shantycr7 skalian untuk menambah pengetahuan akuntansinya mengenai persediaan (kebetulan postingan ini aku ambil dari bahasan materi kuliah aku "Praktek dan Seminar Seminar Akuntansi" kamren :).
Jadi nih sobat aku ambil inti2nya aja ya.,.,
Jadi nih sobat aku ambil inti2nya aja ya.,.,
Dalam pembahasan kali ini jujur ga terlalu lengkap sobat cos yang aku ambil point2 nya ja tapi bisa sebagai tambahan yang lumayan nice koq buat ngerjai makalah (buat yang ada tgs ngerjai makalah), buat referensi juga buat yang pengen tau seluk beluk persediaan,.,
Masih banyak lagi loh sobat bahasan seputar persediaan nih,,,cari lagi di om Google yahh biar makin pinter n tau banyak tentang persediaan nih.,,.,hehehe
Oya buat yang ngopy monggo ora opo2 sing penting tetap dibaca ulang n dipahami oce :)
Oce ini dia PERSEDIAAN :
PENDAHULUAN
Persediaan (Inventory)
adalah elemen atau unsur yang sangat penting dalam perusahaan terutama dalam
penentuaan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang ataupun perusahaan
manufaktur baik yang berskala kecil maupun berskala besar.
Persediaan yang ada sangat
berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca sebuah perusahaan
dagang atau pun manufaktur persediaan sering kali merupakan bagian yang sangat
besar dari keseluruhaan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, mestipun
demikian jumlah dan persentasenya berbeda-beda antara perusahaan satu dengan
yang lainnya. Persediaan yang ada selalu di konversikan dalam kas dalam siklus
operasi perusahaan dan oleh karenanya dianggap sebagai aktiva lancar dimana
persediaan dicantumkan setelah pos piuang karena aktiva ini terbilang cepat
berubah menjadi kas.
Sebagai aktiva lancar jumlah
persediaan mempunyai pengaruh langsung terhadap laporan solvensi perusahaan,
dalam laporan laba rugi persediaan memegang peranannya sangat vital dalam
menentukan hasil operasi perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Di banyak perusahaan,
persediaan adalah bagian yang signifikan, tidak hanya aktiva lancar, tetapi
juga total aktiva. Meskipun banyak item-item persediaan secara relatif
tampaknya tidak penting (misalnya, perangkat keras seperti baut dan sekrup ),
namun secara keseluruhan mereka bisa memiliki nilai yang perlu
dipertimbangankan, sehingga pengaman persediaan adalah sepenting menjaga kas.
Kebutuhan untuk menyimpan dalam jumlah mencukupi barang-barang yang akan dijual
ditambah lagi dengan kebutuhan untuk menghindari biaya kelebihan persediaan
memperlihatkan pentingnya masalah perencanaa dan pengendaliaan oleh pihak
manajemen.
Barang dagangan adalah
unsur yang paling penting didalam kegiatan sebuah perusahaan kecil. Penjualan
barang dagangan merupakan sumber pendapatan pokok bagi perusahaan. Untuk
menetapkan laba bersih perusahaan, maka harga pokok penjualan unsur pengurangan
yang besar dan kenyataannya unsur ini lebih besar dibandingkan unsur-unsur
pengurang lainnya. Juga jumlah persediaan barang dagang ini merupakan bagian
yang cukup besar dari sumber-sumber perusahaan dagang yang berarti pula
merupakan bagian dari harta lancar.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Umum Persediaan
Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan
yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu
perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan
yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam
dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan
digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.
Berdasarkan
pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan
dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan
keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan
Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai
persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat
kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
2.2 Sifat-Sifat Persediaan
Persediaan mempunyai sifat–sifat sebagai berikut :
a. Persediaan
biasanya merupakan sebagai aktiva lancar (Current
Asset) karena masa perputarannya hanya kurang atau sama dengan satu tahun
saja.
b. Persediaan
merupakan jumlah yang besar terutama untuk perusahaan yang mengelola persediaan
dari bahan baku menjadi barang jadi.
c. Mempunyai
pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi bagi perusahaan
selain itu juga sangat menentukan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
2.3
Jenis-jenis atau Pengelompokan Persediaan
a. Bahan baku
Barang
persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi,
sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan
kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan
produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta
tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
b. Barang dalam proses
Barang
dalam proses adalah barang
yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga
persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu
waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan
dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu
produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa,
sehingga dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah
dengan membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri.
c. Barang jadi
Barang
jadi adalah barang
hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada
persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah
koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang
peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan
memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli
apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang,
manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka
menjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk
menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat
menutup tambahan resiko penagihan piutang.
Dari uraian
tersebut dapat diartikan bahwa dalam proses akuntansi persediaan,
persediaan memerlukan adanya penilaian (evaluation), karena persediaan merupakan bagian dari
cost yang akan dimatch dengan revenue, dan akan menghasilkan income dan
penyajian laporan arus kas.
Dengan melihat
sifat-sifat dasar persediaan dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan
tujuan serta konsep dasar akuntansi, maka persediaan merupakan input values. Metode
tersebut merupakan salah astu konsep penilaian terhadap inventory yang akan
menjadi dasar dalam penyajian di neraca.
Penekanan
pembahasan tujuan teori akuntansi terhadap inventory, adalah menentukan
alternative pedoman untuk mengevaluasi prosedur yang dapat memberikan penilaian
(pengukuran) yang lebih baik dan memberikan informasi yang lebih baik tentang
arus kas perusahaan dikemudian hari. Beberapa dasar pengukuran inventory dari
segi kadar interpretasi dan revaluasi bagi pengambil keputusan investasi.
2.3
Sistem Pencatatan Persediaan
Dalam membantu penyajiaan persediaan agar menjadi
lebih teliti dan relevan maka dikembangkanlah beberapa metode pencatatan
persediaan dalam membantu manajemen dalam mengelola perusahaan yaitu dua metode
pencatatan persediaan yang terdiri dari metode pencatatan persediaan periodik
dan metode pencatatan persediaan perpetual.
a.
Sistem
Periodik (physical)
Sistem periodik yaitu sistem
pencatatan persediaan dimana pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan
secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan
yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.
Sebagai ilustrasi adalah kios
majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis
majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis
persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah
efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun
frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan
tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang memudahkan
pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
b.
Sistem
Permanen (Perpetual)
Sistem pencatatan persediaan secara
perpetual yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu
dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan.
Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai
yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan
dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu.
Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas,
microwave).
Nah sobat Shantycr7 itu dulu untuk bahasan akuntansi persediaan,.,c u next time in other posting :)